*Yuri POV
Apa yang telah aku katakan tadi.? Hahaha, yasudahlah yang terpenting sekarang aku sudah bisa membebaskan Jessica dari perjodohan ini. Dan aku bisa mulai menikmati kehidupanku yang baru, aku akan memulainya dari awal dan aku yakin aku bisa bertahan tanpa bantuan dari orang tuaku.
Tapi sekarang aku harus tinggal dimana.? Hmm.. Aha, aku tahu harus pergi kemana. Sooyoung, dia pasti bisa membantuku.
Setibanya di rumah Sooyoung
“Yul, kemana saja kau baru mengunjungiku sekarang.?” Sambut Sooyoung
“Kau yang kemana saja, betah sekali kau di Jepang. Dan sekarang baru kembali ke Seoul”
“Hahaha, mian. Tapi urusanku sudah selesai kok disana, jadi aku putuskan untuk menetap di Seoul lagi”
“Baguslah kalau begitu, ngomong-ngomong kau tidak mengajakku masuk.?”
“Ah iya, aku lupa. Ayo masuk.”
“Mana istrimu..?” tanyaku
“Dia sedang tidur, semenjak dia hamil, dia sering sekali kelelahan”
“Hamil..?”
“Iya, dia hamil sudah 4 bulan”
“Wow… Chukkae Soo.. akhirnya..” aku memeluknya erat
“Gomawo Yul, jadi bagaimana kabarmu sekarang.? Kapan kau akan menikah huh..?”
“Kalau sudah saatnya juga aku pasti menikah”
“Kau ini, jangan terus mempermainkan wanita. Tidak baik itu”
“Hahaha.. Soo, kau seperti appaku saja” kini aku memberanikan diri untuk mengatakan maksud tujuanku datang kerumahnya “Oh iya Soo, apa Apartmentmu yang lama sudah kau jual.?”
“Aku rasa aku tidak jadi menjualnya” jawabnya
“Kenapa.?”
“Aku tidak tega menjual apartment itu terlalu banyak kenangan”
“Oh.. jadi apartment itu tidak jadi kau jual ya.. Hmm.. Soo, kalau begitu apa kau mau menyewakannya padaku..??” tanyaku berharap dia setuju
“Ada apa denganmu Yul..? Apa kau sudah bosan tinggal di rumahmu yang mewah itu huh.?”
“Aku.. aku sedang ada masalah dengan orang tuaku.. Dan sekarang aku butuh tempat tinggal, jadi kau maukan menyewakan apartmentmu padaku..?”
“Biar kutebak, kau diusir dari rumah. Dan Appamu melarang kau memakai semua fasilitas dan harta darinya..??” aku mengangguk atas apa yang dia katakan “Jadi, seorang Kwon Yul sekarang jatuh miskin..?”
“Yah, jadi kau akan menyewakan apartment mu itu atau tidak.?” Tanyaku to the point
“Hahaha, santai Yul.. untukmu kau tidak perlu menyewa, kau bisa tinggal disana selama yang kau inginkan”
“Sungguh soo..?? Gomawo Soo, kau memang sahabat terbaikku. Dan kau jangan khawatir karena aku pasti akan membayar sewanya setelah aku mendapat pekerjaan oke..!”
“Hahaha.. Santai saja Yul”
*******
*Taeyeon POV
Sehari setelah natal, kegiatan perkantoran berjalan seperti biasanya. Dan hari ini adalah kesempatanku untuk makan malam dengan Jessica dan memberinya hadiah yang sudah ku siapkan, dan tanpa ku duga dia menerima undangan makan malamku. Jadi begitu jam kerja selesai, kami langsung menuju ke sebuah restoran yang sudah ku pesan sebelumnya.
“Steak di restoran ini sangat enak. Kau harus mencicipinya Jess, ini.. buka mulutmu” Dia membuka mulutnya dan akupun mengarahkan garpu yang berisi steak ke mulutnya.
“Bagaimana enak kan..?” Tanyaku
“Ne.” Jawabnya singkat, aku berpikir Jessica yang kali ini ada dihadapanku berbeda dengan Jessica yang ku kenal 5 tahun yang lalu.
“Apa kau sedang ada masalah..?”
“Huh..? Oh, Aniyo.. aku hanya sedikit tidak enak badan” sanggahnya tapi aku yakin diberbohong
“Apa.. apa kau sedang ada masalah dengan kekasihmu itu..?” Tanyaku penasaran
“Kekasih..? Hmm… Aku tidak punya kekasih” katanya lalu wajahnya langsung berubah menjadi agak sedih dan muram
“Kwon Yul..??” Kataku masih berharap dia mau menceritakan masalahnya
“Kita bisa kan tidak membahas tentangnya lagi..?” Katanya dengan senyum, aku semakin percaya bahwa ada sesuatu yang telah terjadi antara mereka, apa mereka hubungan mereka sudah berakhir..? Aku akan sangat bahagia bila hal itu terjadi, tapi apa mereka putus karena aku.? Itu berarti Jessica sedih seperti ini juga karena aku.
“Hmm.. Jess, Marry Christmas” Kataku dengan senyum
“Yah, kau sudah mengatakannya tadi pagi..”
“Ya, tapi aku belum memberimu ini.” Kataku dengan menyerahkan hadiah yang terbalut dengan kertas kado dan pita berwarna pink.
“Gomawo Tae, mian aku tidak membawa kado natal untukmu”
“Aku sudah menyiapkan kado ini untukmu, semoga kau suka ya” Dia membolak-balik kado itu lalu menaruh di meja
“Hmm, Tae. Aku rasa aku tidak bisa berlama-lama, aku agak tidak enak badan. Aku pulang duluan ya” katanya lalu mengambil tasnya dan menaruh kadonya di dalamnya.
“Aku antarkan ya.?” Ajakku dia hanya tersenyum padaku
“Tapi aku bawa kendaraan sendiri. Gomawo Tae atas makan malam dan kado natalnya”
Katanya lalu meninggalkanku sendiri yang masih menatapnya pergi hingga ia tidak terlihat lagi dari pandanganku.
Makan malam yang singkat tidak seperti yang dulu pikirku, tapi aku rasa bukankah ini awal yang baik
Untuk usahaku. Aku meninggalkan restoran tersebut lalu menuju tempat parkir, aku terus berjalan hingga tiba-tiba aku berhenti pada sebuah toko alat musik dan disana dipajang sebuah flut, aku langsung teringat pada Tiffany, dia bilang dulu dia pernah memainkan flut.Dan aku juga teringat bahwa aku belum memberinya kado natal, padahal dia yang membantuku mencarikan kado natal untuk Jessica.
‘Kenapa tidak aku memberinya Flut sebagai kado natal dariku.?’ Pikirku
Tanpa berpikir lagi aku langsung membeli flut tersebut dan membungkusnya dengan kertas kado lalu membawanya ke rumah Tiffany.
Sesampainya di rumah Tiffany
“Mr. Kim, ada apa kau ke rumahku.?” Tanya
“Beginikah caranyamu menyambut tamu.. huh..?”
“Ah, mian. Ayo masuk” Ajaknya
“Apa kau sendirian dirumah ini..?” Tanyaku sambil melihat sekeliling rumahnya
“Daddy, baru saja pergi lagi ke L.A”
“Dia bekerja disana.?” Tanyaku dan dia mengangguk
“Oh iya, Bagaimana kencanmu dengan Jessica.? Berhasil..?”
“Kami hanya makan malam lalu memberinya kado natal.. hanya begitu saja. Sepertinya dia sedang dalam masalah, apa kau tahu ada apa dengan dirinya..?” Tanyaku penasaran
“Dia putus dengan Yul”
“Benarkah..?” Dia mengangguk “Berarti ini kesempatanku untuk mendapatkannya lagi, benarkan.?” Kataku lagi
“Ya, dan karenamu dia sekarang seperti ini”
“Maksudmu..?”
“Karena ulahmu pada Jessica, sekarang Jessica dan kekasihnya putus. Dan kau lihat keadaannya sekarang, apa dia terlihat sedang bahagia..? Tidak kan, dia sekarang sedih dan ini semua karenamu.” Kata-katanya cukup membuatku terdiam, apa benar Jessica lebih mencintai pria itu dari pada aku.? Apa benar karena aku dia menjadi sangat sedih seperti sekarang ini.? Pikirku
“Kau bilang, kau mencintainya.? Tapi aku rasa kau tidak benar-benar mencintainya, kau hanya menginginkan Jessica kembali padamu, kau egois. Kalau kau benar mencintainya, seharusnya kau bisa membuatnya bahagia meskipun tidak bersamamu, bukan seperti ini, kau membuatnya kehilangan kebahagiannya.” Dia terus berkata menyalahkanku, seolah-olah akulah penyebab dari semua masalahnya
“Cukup.. Tiff” Kataku sambil menutup telingaku “Aku tidak mau mendengar kau menyalahkanku lagi”
“Kenapa..? Jadi sekarang kau sudah sadar dengan kesalahanmu itu.. huh..?”
“Cukup Tiff, maksudku datang kerumahmu bukan untuk bertengkar dengan mu” Kataku lalu berdiri dari tempat dudukku “Aku kesini hanya untuk ini” Aku memberinya sebuah kado “Marry Christmas” kataku dan dia menerima kado yang kuberikan “Aku pikir lebih baik aku pulang saja”Aku langsung melangkahkan kaki untuk pulang
*Tiffany POV
Dia memberiku kado natal..? lalu dia pergi, bahkan aku belum sempat mengucapkan terima kasih. Maaf Mr. Kim.. aku hanya terbawa emosi, karena bagaimanapun Jessica adalah sahabatku, aku tidak bisa melihatnya terluka terlebih lagi karenamu.
Aku membuka kado yang dia berikan, sebuah flut.. Flut yang mengingatkanku pada Ibuku yang sudah tiada, apa aku bisa memainkannya lagi.. Kenapa kau memberiku Flut ini.?
*****
*Yul POV
Kini hari-hariku hanya diisi dengan berjalan-jalan keliling Seoul dengan menggunakan motor milik sahabatku Sooyoung, lalu memotret beberapa pemandangan yang menurutku menarik. Memotret memang adalah hobiku sejak sekolah dan akupun terus mengembangkan hobiku ini dengan mengikuti beberapa training, Kursus bahkan perlombaan. Tapi Appaku tidak pernah mengijinkanku menjadi seorang photographer professional dia memaksaku untuk meneruskan bisnisnya. Dan karena aku anak tunggal jadi mau tidak mau aku harus mengikuti perintahnya.
Dan kali ini aku sedang makan disebuah kedai di pinggir jalan, aku tidak masalah harus makan ditempat ini, yang penting aku kenyang. Pikirku.
“Yul…” Panggil seseorang dari samping ketika aku sedang menikmati ramenku
“Hey Tiff..”
“Sedang apa kau disini..?” tanyanya
“Kau tidak lihat aku sedang makan.?” Aku melanjutkan makanku
“Jadi benar apa yang dikatakan Jessica.”
“Apa yang dia katakan.?” Tanyaku dengan cuek
“Semuanya.. Jadi apa kegiatanmu sekarang setelah menjadi pengangguran.? Hahaha” Guraunya
“Yah, kau meledekku..?”
“Bercanda.. Tapi kalau dengan keadaanmu seperti ini, apa para wanita masih mau denganmu.?”
“Kau meragukan pesonaku..? Hahaha, kau tahu walaupun tanpa harta aku masih bisa mendapatkan wanita-wanita yang kuinginkan”
“Hahaha.. Percaya diri sekali kau, Ah.. Kau bilang kau sudah berhenti jadi Player” Tanyanya membuatku terdiam bukan karena aku tidak tahu harus menjawab apa, tapi pertanyaannya membuatku teringat pada Jessica
“Aku bisa berhenti jika aku bersama sahabatmu itu, tapi ternyata dia memilih orang lain jadi aku harus merelakannya dan sudah saatnya aku menjadi Yul yang dulu lagi bukan.?” jawabku
“Kau menyerah.? Kau bilang kau mencintainya.?”
“Ya, aku memang mencintainya bahkan sampai sekarang, aku bahagia bila bisa bersamanya tapi aku lebih bahagia jika dia juga bahagia dengan pilihannya”
“Aku senang kau sudah berubah Yul” katanya dan aku hanya bisa tersenyum
“Oh iya Yul, bukankah sekarang kau sedang menganggur. Kenapa kau tidak mencoba menjadi photographer diperusahanku saja.?” Katanya sambil melihat kameraku didekatku
“Mwo..? Aku bukan seorang photographer professional, aku memotret hanya sebagai hobi”
“Tapi hasil potretanmu selalu bagus, kau juga sering memenangi perlombaan, jadi kenapa tidak kau coba melamar pekerjaan itu, kami sedang membutuhkan posisi itu karena photographer sebelumnya tiba-tiba kecelakan dan tidak bisa memotret untuk beberapa bulan”
“Tapi.. aku…”
Drrrt drrrt drrrt tiba-tiba ponselku berbunyi
“Yoboseyo?”
“Yul, kau sedang dimana.?” Tanya Sooyoung
“Aku sedang makan di dekat taman.. Kenapa.?”
“Apa kau bisa pergi ke Mall sekarang dan menjemput istriku.. dia kelelahan, tidak mungkin menyetir mobil sendiri sedangkan aku masih belum selesai meeting.. Tolong aku Yul, please”
“Ne, aku akan segera kesana”
“Mian Tiff, aku harus segera pergi”
“Ne, Yul.. Pokoknya kutunggu kau besok dikantorku pukul 9 pagi ya, jangan telat”
“Tapi Aku…”
“Tidak ada tapi-tapian, kau harus menolongku. Jika aku tidak segera mendapatkan photographer yang baru, aku bisa dipecat. Kau mengerti”
“Huft, baiklah kalau begitu.. Aku pergi dulu ya..!”
Menjadi seorang photographer professional memang sudah menjadi impianku sejak dulu, tapi apa aku bisa bekerja pada sebuah perusahaan dimana disana juga ada Jessica dan pria itu. Tapi kalau aku menolak pekerjaan ini, darimana aku bisa mendapatkan uang. Baiklah akan kupikirkan lagi nanti.
Aku pergi ke Mall untuk menjemput Sunny istri dari Sooyoung, aku sengaja tidak pergi dengan mengendarai motor karena nantinya aku akan membawa mobilnya Sunny, jadi aku titipkan saja motorku pada pemilik kedai yang tadi aku makan.
*Jessica POV
Disaat seperti ini, dimana aku sedang banyak pikiran dan stress aku biasanya merefresh pikiranku dengan berbelanja dan biasanya juga aku berbelanja dengan ditemani Tiffany tapi dia bilang dia sedang ada sedikit urusan jadi nanti dia akan menyusulku ke Mall.
Sudah lebih dari 3 jam aku mengelilingi toko di Mall ini, tapi Tiffany belum juga datang. Padahal kantong belanjaanku sudah penuh ditanganku. Tapi aku tetap berharap ia datang kesini, karena sebenarnya aku sangat ingin sharing dengannya.
Aku telepon saja dia..
“Tiff, kau dimana.?” Tanyaku
“On the way sayang, tunggu ya..”
“Baiklah, cepat ya”
Kataku lalu menaruh ponselku kedalam tas, setelah lelah berjalan aku putuskan untuk duduk sambil menunggu Tiffany. Terlihat tidak jauh dari pandanganku seorang wanita yang terlihat sedang hamil dengan beberapa kantong belanjaan ditangannya.
‘Kemana suaminya.? tega sekali membiarkan istrinya kesusahan seperti itu. Kalau aku menikah nanti, tidak akan kubiarkan suamiku jauh-jauh dariku apalagi disaatku hamil nanti’ pikirku dalam hati.
Tidak lama kemudian kulihat sosok pria yang sepertinya kukenal sedang membantunya membawa barang belanjaannya lalu menggandengnya pergi, kulitnya yang agak gelap dan tingginya.. Mungkinkah itu Kwon Yul..? Kulihat terus pria itu dan semakin kulihat semakin aku yakin bahwa pria itu adalah Kwon Yul.
‘Jadi, alasan itu memang benar.? Dia benar-benar telah melakukan itu..? Bodohnya aku, kenapa juga harus berpikir bahwa dia telah berubah, aku benar-benar menyesal pernah menangis untukmu Kwon Yul’ kataku dalam hati
****
*Yul POV
Setelah kupikir-pikir tawaran Tiffany boleh juga, kenapa tidak aku mengambil pekerjaan itu. Disamping itu berarti aku bisa mewujudkan impianku dulu, sekarang ini juga memang aku sedang butuh uang untuk menunjang hidupku. Jadi sekarang aku putuskan untuk mendatangi Tiffany ke kantornya, tempat yang dulu aku pikir tidak akan mendatanginya lagi karena hubunganku dengan Jessica sudah selesai tapi sekarang aku kembali lagi dengan urusan yang lain dan aku sudah menyiapkan diriku jika nanti aku harus bertemu Jessica dengan Pria itu.
“Tiffany” panggilku ketika sudah ada dibelakang meja kerjanya
“Yul, kau benar-benar datang?”
“Kenapa..? apa pekerjaan itu sudah terisi.?”
“Tentu saja belum, kami semua sedang menunggumu. Kau bisa langsung ke studio, ayo biar ku antar” Ajak Tiffany
“Ke studio.? Aku langsung memotret.?”
“Yes, sudah ada beberapa peserta disana dan sekarang mereka sedang memotret brand ambassador kami, dan kamu bisa langsung bergabung dengan mereka” Jelasnya sambil mengantarku ke Studio
Didalam studio sudah ada 2 orang photographer yang sedang memotret seorang model yang sepertinya tak asing bagiku. Sambil menunggu giliranku untuk memotret, aku mengeluarkan kamera dari tasku. Hingga giliranku datang, aku langsung mendekati model tersebut untuk memotretnya. Aku dekati model tersebut sampai aku yakin bahwa wanita itu adalah seseorang yang kukenal.
“Victoria Noona..” panggilku agak ragu-ragu
“Yul.. Kwon Yul” panggilnya, aku rasa dia kaget dengan kehadiranku. “Apa yang kau lakukan disini.?” Tanyanya
“Kau tidak lihat, aku sedang membawa kamera. Tentu saja untuk memotret”
“Kau diijinkan menjadi Photographer.? Lalu siapa yang mengurus hotel appamu.?”
“Sudahlah noona, ceritanya panjang. Bagaimana kalau aku memotretmu dulu”
“Tunggulah sebentar lagi pula Managernya belum ada kan. Dan satu hal lagi, aku sangat merindukanmu Yul” Katanya lalu memelukku.
“Aku juga sangat merindukanmu. Kau jahat noona, 5 tahun kau pergi ke China sampai tidak ingat korea” kataku membalas pelukannya. Victoria adalah seseorang yang sangat dekat denganku sejak duduk dibangku sekolah, banyak yang mengira dulu bahwa kami adalah sepasang kekasih tapi nyatanya kami berdua hanya menganggap diri kami layaknya dongsaeng dan noona.
*Jessica POV
Hari ini ada seleksi untuk photographer baru, sebenarnya aku sangat malas untuk mengurus hal seperti ini. Tapi Tiffany terus memaksaku untuk menentukan siapa yang paling cocok menjadi pengganti photographer kami yang sedang sakit. Karena hal ini begitu urgent jadi aku harus turun langsung ke studio. 2 orang photographer sudah melakukan pekerjaannya jadi aku tinggal menunggu hasilnya diserahkan padaku untukku pilih nantinya, aku putuskan kembali ke ruanganku untuk sedikit beristirahat. Tapi belum lama aku duduk, Tiffany masuk ke ruanganku dan memberitahukan bahwa masih ada satu peserta lagi. Jadi mau tidak mau aku harus kembali ke studio lagi.
Begitu sampai di studio, aku langsung disambut dengan pemandangan yang mengejutkan. Victoria Song Brand Ambassador kami sedang berpelukkan dengan seseorang yang sepertinya ku kenal.
“Jessica-shi” Panggilnya lalu melepaskan pelukannya, pria itupun membalikan tubuhnya. Dan seketika itupun, lagi-lagi aku dibuat terkejut begitu mengetahui siapa pria itu. Kwon Yul… Aish, mengapa hatiku terasa sangat sakit sekali melihat semua ini. Rasanya seperti saat aku melihat Taeyeon berselingkuh dihadapanku, kenapa..? kenapa aku harus merasakan rasa sakit ini lagi, padahal aku tidak benar-benar tahu dengan perasaanku yang sebenarnya pada Yul.
“Sica” Panggil Yul
“Apa kau peserta selanjutnya untuk menjadi photographer kami.?” Tanyaku dan diapun mengangguk
“Baiklah, Aku tidak punya banyak waktu, cepat kau lakukan pekerjaanmu lalu serahkan hasilnya padaku” kataku dengan dingin.
Merekapun melakukan apa yang kuperintah, aku mengamati cara Yul memotret Victoria dan hal ini ternyata mengingatkanku pada saat dia memotretku di sebuah taman beberapa waktu yang lalu saat kami masih bersama. Aku sempat berpikir ‘andai saat ini aku yang berada di posisi Victoria’ tapi pikiran itu buru-buru langsung kubuang.. ‘Aish, apa yang telah kupikirkan’ kataku dalam hati.
Setelah beberapa kali Yul memotret Victoria dengan beberapa gaya dan posisi, mereka menyudahi pekerjaan mereka. Dan akupun menghela nafas panjangku, akhirnya yang ku tunggu-tunggu selesai juga. Aku tidak tahu bagaimana aku nanti, jika berlama-lama melihat mereka berdua.
Aku kembali ke ruanganku lalu beristirahat di kursiku, aku juga menyempatkan untuk memejamkan mataku sebentar tapi akhirnya aku tertidur tidak tahu berapa lama hingga seseorang membangunkanku.
“Jess.. Jessie”
“Aish, Tiff”
“Wae”
“Omo, Jess. Cepat kau harus putuskan siapa yang kau pilih menjadi Photographer kita yang baru”
“Ah iya, Hmmm… aku bingung” kataku sambil melihat gambar hasil karya photographer tadi. Sebenarnya aku berkali-kali melirik hasil karya Yul, bukan karena aku pernah menjalin hubungan dengannya tapi karena memang hasilnya yang sangat bagus. Tapi kemudian aku berpikir kembali jika aku memilih Yul, itu artinya akan lebih mendekatkan dirinya dengan Model-model cantik. Dan tidak tahu kenapa aku tidak suka Yul dengan wanita lain. ‘Aish, sadar sica. Yul sudah memilih dengan wanita lain yang telah dihamilinya. Kenapa juga aku harus risih melihat Yul dengan wanita lain’ kataku dalam hati.
“Kalau menurutku hasil karya Yul lebih bagus” kata Tiffany yang ternyata juga sependapat denganku
“Tapi kita tidak tahukan seberapa kemampuannya. Lagi pula photographer bukan pekerjaannya. Aku tidak mau ambil resiko”
“Yah, pekerjaannya memang bukan seorang photographer, tapi kau tidak bisa meragukan kemampuannya, dia sudah sangat sering menjadi juara dibidang photography. Dia hanya tidak memiliki kesempatan untuk mewujudkan impiannya menjadi seorang photographer”
“Tapi, kau tahu ini bukan untuk project kecil. Tiff”
“Aku tahu itu.. Dan aku juga tahu bahwa kamu sebenarnya takut untuk bertemu dengannya lagi kan..?”
Kata-kata Tiffany membuatku tidak tahu harus berkata apa lagi, ya.. semua yang dikatakannya benar. Kenapa..? Kenapa aku harus ada diposisi seperti ini.
“Fine, suruh dia datang lagi besok untuk menandatangi kontrak. Puas.?” Kataku sambil berjalan keluar dari ruanganku.
Berkali-kali aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali.. Aku terus berjalan sampai seseorang memanggilku.
“Jessica” panggilnya dan akupun membalikkan tubuhku
“Yes, Tae.. Ada apa.?” Kataku.. Omo, kenapa kau harus datang Tae, padahal aku sedang ingin sendiri.
“Bagaimana jika kau menemaniku makan siang.?” Ajaknya, sebenarnya aku ingin sekali menolaknya tapi belum sempat aku berkata dia langsung menarikku ke sebuah restoran yang tidak jauh dari kantor kami.
Sesampainya kami direstoran tersebut, kami langsung duduk di satu-satunya meja yang sedang kosong. Aku duduk dan menemaninya makan dengan sedikit agak malas. Sedari tadi kami makan, aku tidak memperhatikan dia ataupun orang-orang disekitar kami. Apapun yang dikatakan oleh Taeyeon aku hanya menjawabnya dengan kata ‘Ya’ sambil tersenyum.
Aku terus menundukkan kepalaku ketika saat makan, tapi tiba-tiba ada suatu suara yang sangat ku kenal yang mampu membuatku mengangkat kepalaku dan mencari sumber suara tersebut. Ternyata tepat dihadapan mejaku ada Yul yang duduk membelakangiku dan Victoria yang duduk menghadapku. Mereka berbincang dan tertawa seakan mereka sudah mengenal sejak lama.
‘Omo, kenapa aku harus melihat mereka lagi. Tuhan.. tolong singkirkan wanita itu dari hadapan Yul’ teriakku dalam hati.
*Yul POV
Setelah selesai melakukan pemotretan aku dan Victoria noona memutuskan untuk mampir kesebuah restoran. Kami banyak membagi kisah kami masing-masing sambil diselangi dengan canda tawa. Aku sudah menganggapnya sebagai noonaku sendiri, jadi aku tidak segan-segan untuk menceritakan masalah pribadiku termasuk permasalahanku yang sekarang sedang kuhadapi.
“Ya begitu noona, jadi sekarang ini aku tidak tinggal bersama orangtuaku lagi”
“Lucu sekali, kau diusir hanya karena menolak perjodohan” Dia sedikit tertawa, aku tidak memberitahunya bahwa aku berbohong saat memberikan alasan untuk menolak perjodohan itu kepada orangtuaku.
“Sudahlah, aku yakin kau akan baik-baik saja. Walau tanpa harta orang tuamu itu. Dan kau tahu, aku senang karena kau sudah berubah, kau sudah jauh lebih baik sekarang.” lanjutnya lalu ia tiba-tiba berdiri dari tempatny lalu berjalan dan duduk dipangkuanku sambil memeluk leherku.
“Ayo berfoto, kau tahu.. aku benar-benar merindukanmu Yul.” katanya lalu mengarahkan kamera handphone nya pada kami.
*Jessica POV
Aku benar-benar sudah tidak bisa tahan lagi. Aku tidak bisa melihat mereka bermesraan seperti ini. Tanpa pikir panjang lagi, aku menghampiri meja mereka lalu memisahkan Victoria yang sedang duduk dipangkuan Yul, lalu menampar pipi Yul.
“Aww..” Rintih Yul, sambil memegang pipi kanannya “Sica.. Apa yang kau lakukan?” Tanyanya
“Hah… Aku.? Seharusnya aku yang bertanya seperti itu kepadamu. Apa yang kau lakukan dengan wanita ini disini, sedangkan kekasihmu yang sedang hamil itu sendirian dirumahnya. Huh, pria macam apa kau.?” Aku sengaja berkata seperti itu karena aku tidak punya alasan untuk memisahkan mereka berdua hanya karena aku tidak suka mereka bermesraan. Tidak hanya itu aku juga terus memukul bahu Yul hingga Taeyeon harus menghentikan perbuatanku.
“Mwo, kau menghamili wanita diluar nikah Yul.?” Victoria nampaknya terkejut, Ya sudah seharusnya dia tahu kelakuan Yul yang sebenarnya pikirku.
“Aku pikir kau benar-benar telah berubah” katanya lagi lalu menampar pipi sebelah kirinya. Entah mengapa kali ini aku tidak rela Yul ditampar oleh nya.
“Aku…? Tidak aku..” belum sempat Yul berkata, ponsel Victoria berbunyi dia pun mengangkat telponnya sebentar lalu kembali kepada Yul
“Dengar Yul, kau harus jelaskan ini semua padaku nanti. Aku harus pergi dulu” Katanya lalu pergi meninggalkan kami dalam keheningan.
“Puas kau sudah membuat Victoria salah paham huh.?” Kata Yul
“Tapi kau memang tidak bisa berselingkuh dengan wanita lain sementara kekasihmu sedang mengandung anakmu.?”
“Maksudmu, Oh aku mengerti. Dengar sica, aku tidak benar-benar menghamili seseorang, itu hanya alasanku saja agar orangtua kita menghentikan perjodohan ini” Elaknya
“Ya, awalnya juga aku sempat berpikir seperti itu. Tapi kemarin aku melihat sendiri, kau sedang dengan kekasihmu itu yang sedang hamil di sebuah Mall. Jelas sekali itu kau Kwon Yul..”
“Mwo..? Tunggu, kemarin di Mall..? Aish, sica maksudmu Sunny..? Dia adalah istri dari sahabatku Sooyoung, dia memang sedang hamil. Dan karena sooyoung sedang sibuk makanya dia memintaku untuk menjemput istrinya yang kelelahan karena belanja seharian”
Jelasnya panjang lebar dan kini aku benar-benar malu akan perbuatanku tadi, tapi juga senang karena ternyata dia tidak pernah menghamili siapapun. Tapi disamping itu aku juga merasa sedih dan iba padanya, ternyata dia begitu rela mengorbankan dirinya sendiri sampai diusir dari rumahnya hanya agar hubungan kami berakhir. Hanya untuk membebaskanku dari perjodohan ini.
“Mi.. mian Yul, aku… aku sudah salah padamu” kataku sambil menundukkan kepalaku
“Sudahlah, tidak apa. Yang terpenting sekarang, aku harus segera menjelaskan kesalahpahaman ini pada Vic” katanya tersenyum padaku
‘Lalu, apa hubunganmu dengan Victoria sekarang Yul.? Apa sekarang kau sudah kembali menjadi Yul yang dahulu, yang dengan mudah bisa menjalin hubungan dengan semua wanita yang kau mau.? Apa semudah itu Yul kau melupakanku’ kataku dalam hati sambil menatap kepergiannya.
TBC
Yey, update…
Ditunggu koment nya ya… ^_^