‘Between’ Chapter 8

*Yuri POV

Apa yang telah aku katakan tadi.? Hahaha, yasudahlah yang terpenting sekarang aku sudah bisa membebaskan Jessica dari perjodohan ini. Dan aku bisa mulai menikmati kehidupanku yang baru, aku akan memulainya dari awal dan aku yakin aku bisa bertahan tanpa bantuan dari orang tuaku.

Tapi sekarang aku harus tinggal dimana.? Hmm.. Aha, aku tahu harus pergi kemana. Sooyoung, dia pasti bisa membantuku.

Setibanya di rumah Sooyoung

“Yul, kemana saja kau baru mengunjungiku sekarang.?” Sambut Sooyoung

“Kau yang kemana saja, betah sekali kau di Jepang. Dan sekarang baru kembali ke Seoul”

“Hahaha, mian. Tapi urusanku sudah selesai kok disana, jadi aku putuskan untuk menetap di Seoul lagi”

“Baguslah kalau begitu, ngomong-ngomong kau tidak mengajakku masuk.?”

“Ah iya, aku lupa. Ayo masuk.”

“Mana istrimu..?” tanyaku

“Dia sedang tidur, semenjak dia hamil, dia sering sekali kelelahan”

“Hamil..?”

“Iya, dia hamil sudah 4 bulan”

“Wow… Chukkae Soo.. akhirnya..” aku memeluknya erat

“Gomawo Yul, jadi bagaimana kabarmu sekarang.? Kapan kau akan menikah huh..?”

“Kalau sudah saatnya juga aku pasti menikah”

“Kau ini, jangan terus mempermainkan wanita. Tidak baik itu”

“Hahaha.. Soo, kau seperti appaku saja” kini aku memberanikan diri untuk mengatakan maksud tujuanku datang kerumahnya “Oh iya Soo, apa Apartmentmu yang lama sudah kau jual.?”

“Aku rasa aku tidak jadi menjualnya” jawabnya

“Kenapa.?”

“Aku tidak tega menjual apartment itu terlalu banyak kenangan”

“Oh.. jadi apartment itu tidak jadi kau jual ya.. Hmm.. Soo, kalau begitu apa kau mau menyewakannya padaku..??” tanyaku berharap dia setuju

“Ada apa denganmu Yul..? Apa kau sudah bosan tinggal di rumahmu yang mewah itu huh.?”

“Aku.. aku sedang ada masalah dengan orang tuaku.. Dan sekarang aku butuh tempat tinggal, jadi kau maukan menyewakan apartmentmu padaku..?”

“Biar kutebak, kau diusir dari rumah. Dan Appamu melarang kau memakai semua fasilitas dan harta darinya..??” aku mengangguk atas apa yang dia katakan “Jadi, seorang Kwon Yul sekarang jatuh miskin..?”

“Yah, jadi kau akan menyewakan apartment mu itu atau tidak.?” Tanyaku to the point

“Hahaha, santai Yul.. untukmu kau tidak perlu menyewa, kau bisa tinggal disana selama yang kau inginkan”

“Sungguh soo..?? Gomawo Soo, kau memang sahabat terbaikku. Dan kau jangan khawatir karena aku pasti akan membayar sewanya setelah aku mendapat pekerjaan oke..!”

“Hahaha.. Santai saja Yul”

*******

*Taeyeon POV

Sehari setelah natal, kegiatan perkantoran berjalan seperti biasanya. Dan hari ini adalah kesempatanku untuk makan malam dengan Jessica dan memberinya hadiah yang sudah ku siapkan, dan tanpa ku duga dia menerima undangan makan malamku. Jadi begitu jam kerja selesai, kami langsung menuju ke sebuah restoran yang sudah ku pesan sebelumnya.

“Steak di restoran ini sangat enak. Kau harus mencicipinya Jess, ini.. buka mulutmu” Dia membuka mulutnya dan akupun mengarahkan garpu yang berisi steak ke mulutnya.

“Bagaimana enak kan..?” Tanyaku

“Ne.” Jawabnya singkat, aku berpikir Jessica yang kali ini ada dihadapanku berbeda dengan Jessica yang ku kenal 5 tahun yang lalu.

“Apa kau sedang ada masalah..?”

“Huh..? Oh, Aniyo.. aku hanya sedikit tidak enak badan” sanggahnya tapi aku yakin diberbohong

“Apa.. apa kau sedang ada masalah dengan kekasihmu itu..?” Tanyaku penasaran

“Kekasih..? Hmm… Aku tidak punya kekasih” katanya lalu wajahnya langsung berubah menjadi agak sedih dan muram

“Kwon Yul..??” Kataku masih berharap dia mau menceritakan masalahnya

“Kita bisa kan tidak membahas tentangnya lagi..?” Katanya dengan senyum, aku semakin percaya bahwa ada sesuatu yang telah terjadi antara mereka, apa mereka hubungan mereka sudah berakhir..? Aku akan sangat bahagia bila hal itu terjadi, tapi apa mereka putus karena aku.? Itu berarti Jessica sedih seperti ini juga karena aku.

“Hmm.. Jess, Marry Christmas” Kataku dengan senyum

“Yah, kau sudah mengatakannya tadi pagi..”

“Ya, tapi aku belum memberimu ini.” Kataku dengan menyerahkan hadiah yang terbalut dengan kertas kado dan pita berwarna pink.

“Gomawo Tae, mian aku tidak membawa kado natal untukmu”

“Aku sudah menyiapkan kado ini untukmu, semoga kau suka ya” Dia membolak-balik kado itu lalu menaruh di meja

“Hmm, Tae. Aku rasa aku tidak bisa berlama-lama, aku agak tidak enak badan. Aku pulang duluan ya” katanya lalu mengambil tasnya dan menaruh kadonya di dalamnya.

“Aku antarkan ya.?” Ajakku dia hanya tersenyum padaku

“Tapi aku bawa kendaraan sendiri. Gomawo Tae atas makan malam dan kado natalnya”

Katanya lalu meninggalkanku sendiri yang masih menatapnya pergi hingga ia tidak terlihat lagi dari pandanganku.

Makan malam yang singkat tidak seperti yang dulu pikirku, tapi aku rasa bukankah ini awal yang baik

Untuk usahaku. Aku meninggalkan restoran tersebut lalu menuju tempat parkir, aku terus berjalan hingga tiba-tiba aku berhenti pada sebuah toko alat musik dan disana dipajang sebuah flut, aku langsung teringat pada Tiffany, dia bilang dulu dia pernah memainkan flut.Dan aku juga teringat bahwa aku belum memberinya kado natal, padahal dia yang membantuku mencarikan kado natal untuk Jessica.

‘Kenapa tidak aku memberinya Flut sebagai kado natal dariku.?’ Pikirku

Tanpa berpikir lagi aku langsung membeli flut tersebut dan membungkusnya dengan kertas kado lalu membawanya ke rumah Tiffany.

Sesampainya di rumah Tiffany

“Mr. Kim, ada apa kau ke rumahku.?” Tanya

“Beginikah caranyamu menyambut tamu.. huh..?”

“Ah, mian. Ayo masuk” Ajaknya

“Apa kau sendirian dirumah ini..?” Tanyaku sambil melihat sekeliling rumahnya

“Daddy, baru saja pergi lagi ke L.A”

“Dia bekerja disana.?” Tanyaku dan dia mengangguk

“Oh iya, Bagaimana kencanmu dengan Jessica.? Berhasil..?”

“Kami hanya makan malam lalu memberinya kado natal.. hanya begitu saja. Sepertinya dia sedang dalam masalah, apa kau tahu ada apa dengan dirinya..?” Tanyaku penasaran

“Dia putus dengan Yul”

“Benarkah..?” Dia mengangguk “Berarti ini kesempatanku untuk mendapatkannya lagi, benarkan.?” Kataku lagi

“Ya, dan karenamu dia sekarang seperti ini”

“Maksudmu..?”

“Karena ulahmu pada Jessica, sekarang Jessica dan kekasihnya putus. Dan kau lihat keadaannya sekarang, apa dia terlihat sedang bahagia..? Tidak kan, dia sekarang sedih dan ini semua karenamu.” Kata-katanya cukup membuatku terdiam, apa benar Jessica lebih mencintai pria itu dari pada aku.? Apa benar karena aku dia menjadi sangat sedih seperti sekarang ini.? Pikirku

“Kau bilang, kau mencintainya.? Tapi aku rasa kau tidak benar-benar mencintainya, kau hanya menginginkan Jessica kembali padamu, kau egois. Kalau kau benar mencintainya, seharusnya kau bisa membuatnya bahagia meskipun tidak bersamamu, bukan seperti ini, kau membuatnya kehilangan kebahagiannya.” Dia terus berkata menyalahkanku, seolah-olah akulah penyebab dari semua masalahnya

“Cukup.. Tiff” Kataku sambil menutup telingaku “Aku tidak mau mendengar kau menyalahkanku lagi”

“Kenapa..? Jadi sekarang kau sudah sadar dengan kesalahanmu itu.. huh..?”

“Cukup Tiff, maksudku datang kerumahmu bukan untuk bertengkar dengan mu” Kataku lalu berdiri dari tempat dudukku “Aku kesini hanya untuk ini” Aku memberinya sebuah kado “Marry Christmas” kataku dan dia menerima kado yang kuberikan “Aku pikir lebih baik aku pulang saja”Aku langsung melangkahkan kaki untuk pulang

*Tiffany POV

Dia memberiku kado natal..? lalu dia pergi, bahkan aku belum sempat mengucapkan terima kasih. Maaf Mr. Kim.. aku hanya terbawa emosi, karena bagaimanapun Jessica adalah sahabatku, aku tidak bisa melihatnya terluka terlebih lagi karenamu.

Aku membuka kado yang dia berikan, sebuah flut.. Flut yang mengingatkanku pada Ibuku yang sudah tiada, apa aku bisa memainkannya lagi.. Kenapa kau memberiku Flut ini.?

*****

*Yul POV

Kini hari-hariku hanya diisi dengan berjalan-jalan keliling Seoul dengan menggunakan motor milik sahabatku Sooyoung, lalu memotret beberapa pemandangan yang menurutku menarik. Memotret memang adalah hobiku sejak sekolah dan akupun terus mengembangkan hobiku ini dengan mengikuti beberapa training, Kursus bahkan perlombaan. Tapi Appaku tidak pernah mengijinkanku menjadi seorang photographer professional dia memaksaku untuk meneruskan bisnisnya. Dan karena aku anak tunggal jadi mau tidak mau aku harus mengikuti perintahnya.

Dan kali ini aku sedang makan disebuah kedai di pinggir jalan, aku tidak masalah harus makan ditempat ini, yang penting aku kenyang. Pikirku.

“Yul…” Panggil seseorang dari samping ketika aku sedang menikmati ramenku

“Hey Tiff..”

“Sedang apa kau disini..?” tanyanya

“Kau tidak lihat aku sedang makan.?” Aku melanjutkan makanku

“Jadi benar apa yang dikatakan Jessica.”

“Apa yang dia katakan.?” Tanyaku dengan cuek

“Semuanya.. Jadi apa kegiatanmu sekarang setelah menjadi pengangguran.? Hahaha” Guraunya

“Yah, kau meledekku..?”

“Bercanda.. Tapi kalau dengan keadaanmu seperti ini, apa para wanita masih mau denganmu.?”

“Kau meragukan pesonaku..? Hahaha, kau tahu walaupun tanpa harta aku masih bisa mendapatkan wanita-wanita yang kuinginkan”

“Hahaha.. Percaya diri sekali kau,  Ah.. Kau bilang kau sudah berhenti jadi Player” Tanyanya membuatku terdiam bukan karena aku tidak tahu harus menjawab apa, tapi pertanyaannya membuatku teringat pada Jessica

“Aku bisa berhenti jika aku bersama sahabatmu itu, tapi ternyata dia memilih orang lain jadi aku harus merelakannya dan sudah saatnya aku menjadi Yul yang dulu lagi bukan.?” jawabku

“Kau menyerah.? Kau bilang kau mencintainya.?”

“Ya, aku memang mencintainya bahkan sampai sekarang, aku bahagia bila bisa bersamanya tapi aku lebih bahagia jika dia juga bahagia dengan pilihannya”

“Aku senang kau sudah berubah Yul” katanya dan aku hanya bisa tersenyum

“Oh iya Yul, bukankah sekarang kau sedang menganggur. Kenapa kau tidak mencoba menjadi photographer diperusahanku saja.?” Katanya sambil melihat kameraku didekatku

“Mwo..? Aku bukan seorang photographer professional, aku memotret hanya sebagai hobi”

“Tapi hasil potretanmu selalu bagus, kau juga sering memenangi perlombaan, jadi kenapa tidak kau coba melamar pekerjaan itu, kami sedang membutuhkan posisi itu karena photographer sebelumnya tiba-tiba kecelakan dan tidak bisa memotret untuk beberapa bulan”

“Tapi.. aku…”

Drrrt drrrt drrrt tiba-tiba ponselku berbunyi

“Yoboseyo?”

“Yul, kau sedang dimana.?” Tanya Sooyoung

“Aku sedang makan di dekat taman.. Kenapa.?”

“Apa kau bisa pergi ke Mall sekarang dan menjemput istriku.. dia kelelahan, tidak mungkin menyetir mobil sendiri sedangkan aku masih belum selesai meeting.. Tolong aku Yul, please”

“Ne, aku akan segera kesana”

“Mian Tiff, aku harus segera pergi”

“Ne, Yul.. Pokoknya kutunggu kau besok dikantorku pukul 9 pagi ya, jangan telat”

“Tapi Aku…”

“Tidak ada tapi-tapian, kau harus menolongku. Jika aku tidak segera mendapatkan photographer yang baru, aku bisa dipecat. Kau mengerti”

“Huft, baiklah kalau begitu.. Aku pergi dulu ya..!”

Menjadi seorang photographer professional memang sudah menjadi impianku sejak dulu, tapi apa aku bisa bekerja pada sebuah perusahaan dimana disana juga ada Jessica dan pria itu. Tapi kalau aku menolak pekerjaan ini, darimana aku bisa mendapatkan uang. Baiklah akan kupikirkan lagi nanti.

Aku pergi ke Mall untuk menjemput Sunny istri dari Sooyoung, aku sengaja tidak pergi dengan mengendarai motor karena nantinya aku akan membawa mobilnya Sunny, jadi aku titipkan saja motorku pada pemilik kedai yang tadi aku makan.

*Jessica POV

Disaat seperti ini, dimana aku sedang banyak pikiran dan stress aku biasanya merefresh pikiranku dengan berbelanja dan biasanya juga aku berbelanja dengan ditemani Tiffany tapi dia bilang dia sedang ada sedikit urusan jadi nanti dia akan menyusulku ke Mall.

Sudah lebih dari 3 jam aku mengelilingi toko di Mall ini, tapi Tiffany belum juga datang. Padahal kantong belanjaanku sudah penuh ditanganku. Tapi aku tetap berharap ia datang kesini, karena sebenarnya aku sangat ingin sharing dengannya.

Aku telepon saja dia..

“Tiff, kau dimana.?” Tanyaku

“On the way sayang, tunggu ya..”

“Baiklah, cepat ya”

Kataku lalu menaruh ponselku kedalam tas, setelah lelah berjalan aku putuskan untuk duduk sambil menunggu Tiffany. Terlihat tidak jauh dari pandanganku seorang wanita yang terlihat sedang hamil dengan beberapa kantong belanjaan ditangannya.

‘Kemana suaminya.? tega sekali membiarkan istrinya kesusahan seperti itu. Kalau aku menikah nanti, tidak akan kubiarkan suamiku jauh-jauh dariku apalagi disaatku hamil nanti’ pikirku dalam hati.

Tidak lama kemudian kulihat sosok pria yang sepertinya kukenal sedang membantunya membawa barang belanjaannya lalu menggandengnya pergi, kulitnya yang agak gelap dan tingginya.. Mungkinkah itu Kwon Yul..? Kulihat terus pria itu dan semakin kulihat semakin aku yakin bahwa pria itu adalah Kwon Yul.

‘Jadi, alasan itu memang benar.? Dia benar-benar telah melakukan itu..? Bodohnya aku, kenapa juga harus berpikir bahwa dia telah berubah, aku benar-benar menyesal pernah menangis untukmu Kwon Yul’ kataku dalam hati

****

*Yul POV

Setelah kupikir-pikir tawaran Tiffany boleh juga, kenapa tidak aku mengambil pekerjaan itu. Disamping itu berarti aku bisa mewujudkan impianku dulu, sekarang ini juga memang aku sedang butuh uang untuk menunjang hidupku. Jadi sekarang aku putuskan untuk mendatangi Tiffany ke kantornya, tempat yang dulu aku pikir tidak akan mendatanginya lagi karena hubunganku dengan Jessica sudah selesai tapi sekarang aku kembali lagi dengan urusan yang lain dan aku sudah menyiapkan diriku jika nanti aku harus bertemu Jessica dengan Pria itu.

“Tiffany” panggilku ketika sudah ada dibelakang meja kerjanya

“Yul, kau benar-benar datang?”

“Kenapa..? apa pekerjaan itu sudah terisi.?”

“Tentu saja belum, kami semua sedang menunggumu. Kau bisa langsung ke studio, ayo biar ku antar” Ajak Tiffany

“Ke studio.? Aku langsung memotret.?”

“Yes, sudah ada beberapa peserta disana dan sekarang mereka sedang memotret brand ambassador kami, dan kamu bisa langsung bergabung dengan mereka” Jelasnya sambil mengantarku ke Studio

Didalam studio sudah ada 2 orang photographer yang sedang memotret seorang model yang sepertinya tak asing bagiku. Sambil menunggu giliranku untuk memotret, aku mengeluarkan kamera dari tasku. Hingga giliranku datang, aku langsung mendekati model tersebut untuk memotretnya. Aku dekati model tersebut sampai aku yakin bahwa wanita itu adalah seseorang yang kukenal.

“Victoria Noona..” panggilku agak ragu-ragu

“Yul.. Kwon Yul” panggilnya, aku rasa dia kaget dengan kehadiranku. “Apa yang kau lakukan disini.?” Tanyanya

“Kau tidak lihat, aku sedang membawa kamera. Tentu saja untuk memotret”

“Kau diijinkan menjadi Photographer.? Lalu siapa yang mengurus hotel appamu.?”

“Sudahlah noona, ceritanya panjang. Bagaimana kalau aku memotretmu dulu”

“Tunggulah sebentar lagi pula Managernya belum ada kan. Dan satu hal lagi, aku sangat merindukanmu Yul” Katanya lalu memelukku.

“Aku juga sangat merindukanmu. Kau jahat noona, 5 tahun kau pergi ke China sampai tidak ingat korea” kataku membalas pelukannya. Victoria adalah seseorang yang sangat dekat denganku sejak duduk dibangku sekolah, banyak yang mengira dulu bahwa kami adalah sepasang kekasih tapi nyatanya kami berdua hanya menganggap diri kami layaknya dongsaeng dan noona.

*Jessica POV

Hari ini ada seleksi untuk photographer baru, sebenarnya aku sangat malas untuk mengurus hal seperti ini. Tapi Tiffany terus memaksaku untuk menentukan siapa yang paling cocok menjadi pengganti photographer kami yang sedang sakit. Karena hal ini begitu urgent jadi aku harus turun langsung ke studio. 2 orang photographer sudah melakukan pekerjaannya jadi aku tinggal menunggu hasilnya diserahkan padaku untukku pilih nantinya, aku putuskan kembali ke ruanganku untuk sedikit beristirahat. Tapi belum lama aku duduk, Tiffany masuk ke ruanganku dan memberitahukan bahwa masih ada satu peserta lagi. Jadi mau tidak mau aku harus kembali ke studio lagi.

Begitu sampai di studio, aku langsung disambut dengan pemandangan yang mengejutkan. Victoria Song Brand Ambassador kami sedang berpelukkan dengan seseorang yang sepertinya ku kenal.

“Jessica-shi” Panggilnya lalu melepaskan pelukannya, pria itupun membalikan tubuhnya. Dan seketika itupun, lagi-lagi aku dibuat terkejut begitu mengetahui siapa pria itu. Kwon Yul… Aish, mengapa hatiku terasa sangat sakit sekali melihat semua ini. Rasanya seperti saat aku melihat Taeyeon berselingkuh dihadapanku, kenapa..? kenapa aku harus merasakan rasa sakit ini lagi, padahal aku tidak benar-benar tahu dengan perasaanku yang sebenarnya pada Yul.

“Sica” Panggil Yul

“Apa kau peserta selanjutnya untuk menjadi photographer kami.?” Tanyaku dan diapun mengangguk

“Baiklah, Aku tidak punya banyak waktu, cepat kau lakukan pekerjaanmu lalu serahkan hasilnya padaku” kataku dengan dingin.

Merekapun melakukan apa yang kuperintah, aku mengamati cara Yul memotret Victoria dan hal ini ternyata mengingatkanku pada saat dia memotretku di sebuah taman beberapa waktu yang lalu saat kami masih bersama. Aku sempat berpikir ‘andai saat ini aku yang berada di posisi Victoria’ tapi pikiran itu buru-buru langsung kubuang.. ‘Aish, apa yang telah kupikirkan’ kataku dalam hati.

Setelah beberapa kali Yul memotret Victoria dengan beberapa gaya dan posisi, mereka menyudahi pekerjaan mereka. Dan akupun menghela nafas panjangku, akhirnya yang ku tunggu-tunggu selesai juga. Aku tidak tahu bagaimana aku nanti, jika berlama-lama melihat mereka berdua.

Aku kembali ke ruanganku lalu beristirahat di kursiku, aku juga menyempatkan untuk memejamkan mataku sebentar tapi akhirnya aku tertidur tidak tahu berapa lama hingga seseorang membangunkanku.

“Jess.. Jessie”

“Aish, Tiff”

“Wae”

“Omo, Jess. Cepat kau harus putuskan siapa yang kau pilih menjadi Photographer kita yang baru”

“Ah iya, Hmmm… aku bingung” kataku sambil melihat gambar hasil karya photographer tadi. Sebenarnya aku berkali-kali melirik hasil karya Yul, bukan karena aku pernah menjalin hubungan dengannya tapi karena memang hasilnya yang sangat bagus. Tapi kemudian aku berpikir kembali jika aku memilih Yul, itu artinya akan lebih mendekatkan dirinya dengan Model-model cantik. Dan tidak tahu kenapa aku tidak suka Yul dengan wanita lain. ‘Aish, sadar sica. Yul sudah memilih dengan wanita lain yang telah dihamilinya. Kenapa juga aku harus risih melihat Yul dengan wanita lain’ kataku dalam hati.

“Kalau menurutku hasil karya Yul lebih bagus” kata Tiffany yang ternyata juga sependapat denganku

“Tapi kita tidak tahukan seberapa kemampuannya. Lagi pula photographer bukan pekerjaannya. Aku tidak mau ambil resiko”

“Yah, pekerjaannya memang bukan seorang photographer, tapi kau tidak bisa meragukan kemampuannya, dia sudah sangat sering menjadi juara dibidang photography. Dia hanya tidak memiliki kesempatan untuk mewujudkan impiannya menjadi seorang photographer”

“Tapi, kau tahu ini bukan untuk project kecil. Tiff”

“Aku tahu itu.. Dan aku juga tahu bahwa kamu sebenarnya takut untuk bertemu dengannya lagi kan..?”

Kata-kata Tiffany membuatku tidak tahu harus berkata apa lagi, ya.. semua yang dikatakannya benar. Kenapa..? Kenapa aku harus ada diposisi seperti ini.

“Fine, suruh dia datang lagi besok untuk menandatangi kontrak. Puas.?” Kataku sambil berjalan keluar dari ruanganku.

Berkali-kali aku menarik nafas lalu menghembuskannya kembali..  Aku terus berjalan sampai seseorang memanggilku.

“Jessica” panggilnya dan akupun membalikkan tubuhku

“Yes, Tae.. Ada apa.?” Kataku.. Omo, kenapa kau harus datang Tae, padahal aku sedang ingin sendiri.

“Bagaimana jika kau menemaniku makan siang.?” Ajaknya, sebenarnya aku ingin sekali menolaknya tapi belum sempat aku berkata dia langsung menarikku ke sebuah restoran yang tidak jauh dari kantor kami.

Sesampainya kami direstoran tersebut, kami langsung duduk di satu-satunya meja yang sedang kosong. Aku duduk dan menemaninya makan dengan sedikit agak malas. Sedari tadi kami makan, aku tidak memperhatikan dia ataupun orang-orang disekitar kami.  Apapun yang dikatakan oleh Taeyeon aku hanya menjawabnya dengan kata ‘Ya’ sambil tersenyum.

Aku terus menundukkan kepalaku ketika saat makan, tapi tiba-tiba ada suatu suara yang sangat ku kenal yang mampu membuatku mengangkat kepalaku dan mencari sumber suara tersebut. Ternyata tepat dihadapan mejaku ada Yul yang duduk membelakangiku dan Victoria yang duduk menghadapku. Mereka berbincang dan tertawa seakan mereka sudah mengenal sejak lama.

‘Omo, kenapa aku harus melihat mereka lagi. Tuhan.. tolong singkirkan wanita itu dari hadapan Yul’ teriakku dalam hati.

*Yul POV

Setelah selesai melakukan pemotretan aku dan Victoria noona memutuskan untuk mampir kesebuah restoran. Kami banyak membagi kisah kami masing-masing sambil diselangi dengan canda tawa. Aku sudah menganggapnya sebagai noonaku sendiri, jadi aku tidak segan-segan untuk menceritakan masalah pribadiku termasuk permasalahanku yang sekarang sedang kuhadapi.

“Ya begitu noona, jadi sekarang ini aku tidak tinggal bersama orangtuaku lagi”

“Lucu sekali, kau diusir hanya karena menolak perjodohan” Dia sedikit tertawa, aku tidak memberitahunya bahwa aku berbohong saat memberikan alasan untuk menolak perjodohan itu kepada orangtuaku.

“Sudahlah, aku yakin kau akan baik-baik saja. Walau tanpa harta orang tuamu itu. Dan kau tahu, aku senang karena kau sudah berubah, kau sudah jauh lebih baik sekarang.” lanjutnya lalu ia tiba-tiba berdiri dari tempatny lalu berjalan dan duduk dipangkuanku sambil memeluk leherku.

“Ayo berfoto, kau tahu.. aku benar-benar merindukanmu Yul.” katanya lalu mengarahkan kamera handphone nya pada kami.

*Jessica POV

Aku benar-benar sudah tidak bisa tahan lagi. Aku tidak bisa melihat mereka bermesraan seperti ini. Tanpa pikir panjang lagi, aku menghampiri meja mereka lalu memisahkan Victoria yang sedang duduk dipangkuan Yul, lalu menampar pipi Yul.

“Aww..” Rintih Yul, sambil memegang pipi kanannya “Sica.. Apa yang kau lakukan?” Tanyanya

“Hah… Aku.? Seharusnya aku yang bertanya seperti itu kepadamu. Apa yang kau lakukan dengan wanita ini disini, sedangkan kekasihmu yang sedang hamil itu sendirian dirumahnya. Huh, pria macam apa kau.?” Aku sengaja berkata seperti itu karena aku tidak punya alasan untuk memisahkan mereka berdua hanya karena aku tidak suka mereka bermesraan. Tidak hanya itu aku juga terus memukul bahu Yul hingga Taeyeon harus menghentikan perbuatanku.

“Mwo, kau menghamili wanita diluar nikah Yul.?” Victoria nampaknya terkejut, Ya sudah seharusnya dia tahu kelakuan Yul yang sebenarnya pikirku.

“Aku pikir kau benar-benar telah berubah” katanya lagi lalu menampar pipi sebelah kirinya. Entah mengapa kali ini aku tidak rela Yul ditampar oleh nya.

“Aku…? Tidak aku..” belum sempat Yul berkata, ponsel Victoria berbunyi dia pun mengangkat telponnya sebentar lalu kembali kepada Yul

“Dengar Yul, kau harus jelaskan ini semua padaku nanti. Aku harus pergi dulu” Katanya lalu pergi meninggalkan kami dalam keheningan.

“Puas kau sudah membuat Victoria salah paham huh.?” Kata Yul

“Tapi kau memang tidak bisa berselingkuh dengan wanita lain sementara kekasihmu sedang mengandung anakmu.?”

“Maksudmu, Oh aku mengerti. Dengar sica, aku tidak benar-benar menghamili seseorang, itu hanya alasanku saja agar orangtua kita menghentikan perjodohan ini” Elaknya

“Ya, awalnya juga aku sempat berpikir seperti itu. Tapi kemarin aku melihat sendiri, kau sedang dengan kekasihmu itu yang sedang hamil di sebuah Mall. Jelas sekali itu kau Kwon Yul..”

“Mwo..? Tunggu, kemarin di Mall..? Aish, sica maksudmu Sunny..? Dia adalah istri dari sahabatku Sooyoung, dia memang sedang hamil. Dan karena sooyoung sedang sibuk makanya dia memintaku untuk menjemput istrinya yang kelelahan karena belanja seharian”

Jelasnya panjang lebar dan kini aku benar-benar malu akan perbuatanku tadi, tapi juga senang karena ternyata dia tidak pernah menghamili siapapun. Tapi disamping itu aku juga merasa sedih dan iba padanya, ternyata dia begitu rela mengorbankan dirinya sendiri sampai diusir dari rumahnya hanya agar hubungan kami berakhir. Hanya untuk membebaskanku dari perjodohan ini.

“Mi.. mian Yul, aku… aku sudah salah padamu” kataku sambil menundukkan kepalaku

“Sudahlah, tidak apa. Yang terpenting sekarang, aku harus segera menjelaskan kesalahpahaman ini pada Vic” katanya tersenyum padaku

‘Lalu, apa hubunganmu dengan Victoria sekarang Yul.? Apa sekarang kau sudah kembali menjadi Yul yang dahulu, yang dengan mudah bisa menjalin hubungan dengan semua wanita yang kau mau.? Apa semudah itu Yul kau melupakanku’ kataku dalam hati sambil menatap kepergiannya.

TBC

Yey, update…

Ditunggu koment nya ya… ^_^

 

‘Between’ Chapter 7

*Taeyeon POV

Rasa perih diwajahku belum seberapa jika dibandingkan dengan Jessica yang lebih memilih mengejar Pria itu daripada aku yang sedang terluka seperti ini.

Apa dia sudah tidak peduli lagi padaku, apa dia sudah berubah.?

 “Mr. Kim, kita sudah sampai. Ayo cepat kita turun” Tiffany membawaku ke rumah sakit sesuai perintah Jessica.

“Yah, Mr. Kim.. Ayo cepat kau turun dari mobil” katanya sekali lagi karena aku masih tidak beranjak dan terdiam

“Kau antarkan aku ke Rumah saja Tiff”

“Ta..Tapi Mr. Kim, lukamu harus diobati”

“Baiklah kalau kau tidak mau mengantarkanku, aku akan mencari taksi saja” Kataku sambil membuka pintu mobilnya

“Tunggu, aku akan mengantarkanmu pulang” Aku menutup kembali pintu mobilnya dan iapun segera menyalakan mesin mobilnya kembali

 

Setibanya di rumah, tanpa ku suruh Tiffany terus mengikutiku masuk ke dalam sambil melihat kagum apa yang dia lihat.

“Kau tinggal sendiri dirumah sebesar ini..?” tanyanya sambil melihat-lihat isi rumahku

“Orang tuaku sedang ke eropa”

“Owh… Oh iya, dimana alat P3 nya..? Biar lukamu ku obati”

“Tidak usah, kau kembali saja ke kantor” tolakku

“Yah, katakan dimana.??”

“Disana” Tunjukku dan dia menuju tempat yang kutunjuk

Begitu mendapatkan peralatan yang ia cari, lalu ia mendekat padaku. Dan mulai mengompres lukaku dengan alkohol. Tangannya begitu lembut menyentuh wajahku, terlihat dari matanya yang begitu menyimpan kepedulian, aku berfikir kenapa bukan Jessica yang ada disini.

“Aw, perih… Tak bisa kah kau sedikit lembut.?” keluhku

“Tahan sedikit, kau ini laki-laki atau bukan.? Begini saja sudah banyak mengeluh” Kesalnya lalu dengan kasar menarus kapas yang telah dibasahi alkohol ke luka dekat bibirku.

”Yah, sudah-sudah hentikan.!! Aku obati sendiri saja” kataku sambil menyingkirkan tangannya

”Aish.. Kau tidak bisa diam sekali. Kalau begini caranya kapan aku selesai mengobatimu” Nadanya terdengar agak tinggi dan tatapannya terasa seperti dia sangat kesal padaku. Akupun terdiam seketika itu, lalu ia melanjutkan membersihkan lukaku. Sementara dia mengobatiku dengan intens, aku terus menatap wajahnya yang terlihat sangat serius, cantik pikirku tiba-tiba.

“Oke, selesai” katanya begitu selesai menempel plester terakhir diwajahku

“Terima kasih Tiff”

“Ya” Lagi lagi dia memberikanku eye smilenya, indah sekali batinku

Kriuk kriuk kriuk suara perutku berbunyi membuat ia berhenti tersenyum dan kini giliran aku yang tersenyum karena malu

“Kau lapar Mr. Kim..??” tanyanya dengan ragu-ragu dan aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman

“Aku akan ke dapur untuk mencari sesuatu yang bisa ku masak”

“Kau bisa memasak.?” Tanyaku

“Jangan meragukanku, kau duduk saja disana. Beri aku 30 menit dan aku akan menyediakan makanan untukmu”

“Baiklah”

 

Sesuai waktu yang ia janjikan, ia menyajikanku beberapa makanan yang terlihat sangat lezat sekali dan membuat selera makanku meningkat, dengan lahap ku habiskan makanan yang ia buat.

“Kau terlihat seperti kelaparan sekali Mr. Kim”

“Karena dari tadi pagi aku belum makan apapun. Dan karena lelaki itu juga membuatku sangat lapar”

“Yul.. Namanya Kwon Yul”

“Aku tahu, hanya saja aku tidak suka menyembut namanya”

“Kenapa..?” tanyanya dengan serius aku tidak bisa mengatakan bahwa aku membencinya karena ia dekat dengan Jessica

“Tentu saja karena dia telah memukuliku”

“Tapi aku rasa dia tidak akan memukulimu tanpa sebab” Aku terdiam tak menjawab pertanyaannya

“Apa kau menyukai Jessica.?”

Aku mengangguk menjawab pertanyaannya

“Pabo, tentu saja dia memukulimu. Kwon Yul itu kekasih Jessica dan yang ku dengar mereka sudah membicarakan tentang pernikahan. Pria mana yang tidak akan memukuli orang yang diam-diam menyukai kekasihnya” Jelasnya panjang lebar

“Tapi Jessica tidak pernah mencintai lelaki itu” kataku dengan nada yang sedikit meninggi, aku agak terpancing dengan perkataannya yang sebelumnya.

“Tapi itu tidak bisa menjadi alasanmu untuk mendekati kekasih orang” Balasnya dengan cepat, tiba-tiba dia menyadari sesuatu yang salah dengan perkataanku sebelumnya “Tunggu, dari mana kau tahu Jessica tidak mencintai Kwon Yul.? Setahuku Jessica tidak akan sembarangan menceritakan masalahnya pada orang lain.?”

Aku benar-benar terjebak oleh pertanyaannya “Aku.. Aku tahu, karena hanya aku yang dia cintai” Dia masih menatapku dengan tatapan bingung “Aku.. Aku mantan kekasihnya Jessica”

“Oh… Jadi Kau..! Orang yang telah membuat Jessica terluka dan sekarang kau kembali disaat dia sedang berusaha untuk Move on..?”Tanya nya dengan nada marah

“Aku.. aku sangat menyesal dan aku ingin memperbaiki kesalahanku”

“Dengan merusak kebahagiaannya yang sekarang ini..?”

Aku terdiam tak mengerti dengan pertanyaannya, setahuku Jessica hanya bahagia denganku

“Aku pikir Jessica hanya bahagia denganku”

“Kau egois Mr. Kim. Kau bilang kau ingin memperbaiki kesalahanmu tapi kau lihat sekarang kau malah membuatnya terluka untuk kedua kalinya”

“Jadi aku harus bagaimana..?” Tanyaku

“Tinggalkan dia, biarkan dia bahagia” katanya dengan lembut

”Tidak, aku tidak bisa. Aku Mencintainya”

”Tapi kau tetap harus membiarkan Jessica menentukan Pilihannya sendiri”

”Ya aku mengerti, aku akan memperjuangkan cintaku pada Jessica dan kau, kau harus membantuku” pintaku pada Tiffany, seketika itu dia langsung terkejut.

”Mwo.. kenapa aku..? Aku tidak mau ikut campur cinta segitiga kalian” elaknya

”Kau adalah sahabat Jessica bukan.? Dan kau pasti mau sahabatmu mendapatkan pasangan yang tepat, yang mencintainya dengan sepenuh hatinya bukan.? Dan kau tahu orang itu adalah Aku, jadi kau harus membantuku” Jelasku panjang lebar

”Aku baru tahu kau begitu percaya diri sekali Mr. Kim”

”Jadi kau mau kan membantuku..?” tanyaku sekali lagi

”Tidak.. Aku tidak mau” tolaknya sambil pergi dariku

”Kau harus mau” Aku menarik tangannya

”Tidak, kenapa aku harus mengikuti kata-katamu” katanya dengan tegas

”Karena.. Karena tadi kau sudah dengan sengaja mengobati lukaku dengan kasar. Dan aku menuntun ganti rugi sekarang.”

”Aish, alasan macam apa itu.? Aku sudah mengobatimu dan kau malah memintaku untuk ganti rugi.? Dimana sopan santunmu Mr. Kim.?”

Arggh, dia benar juga kenapa aku mengatakan alasan yang seperti itu.

”Baiklah, sekarang kau mau membantuku atau kau mau ku pecat.?”

”Bos macam apa kau, selalu menggunakan kekuasaanmu untuk memaksakan kehendakmu”

 

Tiba-tiba suara bel rumahku berbunyi Ting tong ting tong

Aku meninggalkan Tiffany yang masih kesal di ruang tamu sedangkan aku pergi kedepan untuk membuka pintu, tanpa kuduga Jessica hadir dihadapanku.

“Jess..” kataku tak percaya sedangkan dia hanya tersenyum tapi terlihat seperti dipaksakan, lalu aku menyuruhnya masuk ke dalam.

Dia mengikutiku masuk ke ruang tamu tepat dimana tiffany berada, aku memang sangat ingin Jessica menjengukku, tapi dengan melihat wajahnya yang murung dan terlihat sedih aku jadi tidak tega melihatnya.

“Hm, bagaimana lukamu Tae.?” Tanya Jessica sambil duduk disamping Tiffany

“Sudah diobati oleh Tiffany dan sudah terasa lebih baik”

“Kau tidak pergi ke rumah sakit.?”

“Dia menolaknya Jess” Tiffany menjawab dan Jessicapun hanya tersenyum tapi bukan senyum yang biasanya kulihat, lagi-lagi kali ini terlihat seperti agak terpaksa.

“Aku minta maaf Tae, ini salah paham. Seharusnya Yul tidak melakukan ini padamu. Sekali lagi aku minta maaf atas tindakannya”

Akuk terdiam bukan karena aku tidak mau memaafkan Kwon Yul atas kejadian tadi pagi tapi karena aku tidak sanggup melihat keadaan Jessica saat ini, keadaan yang sama saat dulu aku menyakitinya. Dia terlihat rapuh dan aku benci melihatnya seperti itu.

“Lalu bagaimana dengan Yuri..? Apa dia baik-baik saja.?” Tanya Tiffany

Jessica tidak menjawabnya pertanyaannya Tiffany dia hanya tersenyum tapi setelah itu matanya memerah lalu meneteskan air mata, dia segera menghapusnya dan tersenyum kembali

“Aku yakin dia baik-baik saja” katanya dengan tegar kali ini dan Tiffany langsung memeluknya

“Oh iya Tiff, terima kasih sudah merawat Taeyeon.. Kau tahu kenapa dia menolak ke rumah sakit..?” tanya Jessica, Tiffany menatap Jessica dan menggelengkan kepalanya

“Dia takut jarum suntik..” Tiffany tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Jessica sedangkan Jessica terlihat berusaha untuk ikut tersenyum dan Aku hanya bisa menunduk malu akan pernyataan itu.

“Hahaha.. Kau takut jarum suntik..? Hahahaha, aku tidak percaya..” tawa Tiffany benar-benar tidak terhentikan, aku yang kesal melihatnya menertawaiku langsung mendekatinya dan menutup mulutnya dengan tanganku.

”Lee.. passs…kaannn.. tangan.. mu” katanya dengan tidak jelas tapi aku tetap tidak melepaskan tanganku, sampai terasa nyeri ditanganku karena gigitannya

”Aww.. aw…” Aku melepas tanganku dari mulutnya karena dia menggigit tanganku dengan keras

”Sudah kubilang lepaskan tanganku, tapi kau tidak mau dengar. Jadi itu balasannya” katanya dengan kesal

”Hahaha.. kalian berdua lucu sekali.. dan sepertinya kalian sudah sangat akrab” Kata Jessica, sementara aku dan Tiffany saling pandang mendengar perkataanya.

”Baiklah, kalau begitu aku pamit dulu ya.. Aku tidak mau mengganggu kalian berdua” Kata Jessica dengan nada menggoda sambil berjalan meninggalkan kami berdua. Aku melihat kepergian Jessica yang semakin menjauh.

”Yah, Jessica pergi. Dan ini semua salahmu” kataku menunjuk Tiffany

”Aku..?? Apa yang aku perbuat?”

”Aku tidak mau tahu, kau harus bertanggung jawab. kau harus menemaniku mencari kado natal untuk Jessica. Mengerti.?”

”Ap.. Apa..??”

 

*Jessica POV

 

Aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Sejak kejadian tadi pagi sepertinya sudah tidak ada lagi semangat untuk kembali bekerja, Hmm. Mungkin sepertinya aku harus menenangkan diri dulu, jadi setelah menjenguk Taeyeon aku putuskan untuk kembali ke Appartmentku saja. Mungkin lebih baik aku tidur untuk melupakan kejadian hari ini.

 

Begitu tiba di Appartementku, aku langsung merebahkan tubuhku ditempat tidur lalu tenggelam dalam mimpiku. Aku tidak peduli akan pakaianku yang belum diganti atau perutku yang terus berbunyi karena dari tadi pagi belum makan apapun.

 

Setelah puas 6 Jam tidur siang hari ini sampai pukul 8 malam aku bangun dan membuka ponselku, aku buka satu persatu pesan untukku tapi aku begitu kecewa begitu mengetahui tidak ada pesan dari Yul padahal biasanya dia selalu menggangguku dengan pesan-pesannya atau panggilan telpon darinya.

Apa yang sedang dia lakukan ya..? tiba-tiba aku memikirkan Kwon Yul.

 

 

*Taeyeon POV

 

Sesuai kesepakatan tadi siang, jadi malam ini aku meminta Tiffany menemaniku mencari kado spesial untuk Jessica. Aku melajukan mobilku menuju Mall dengan Tiffany disampingku.

 

Setibanya di Mall aku langsung menuju toko perhiasan untuk mencari hadiah untuk Jessica

”Bagaimana cincin ini menurutmu.?” Tanyaku pada Tiffany

”Kau mau memberinya cincin..?” aku mengganguk menjawabnya

”Terlalu cepat kalau kau memberinya cincin, dia akan menolaknya”

”Tapi aku yakin dia menyukainya, cincin ini indah dan mewah bukan..?”

”Ikut aku ke Toko itu” ajaknya kesebuah toko yang serba berwarna pink itu

Dia memegang sebuah miniatur flute berwarna keemasan lalu memandangnya cukup lama

”Jessica tidak suka flut”

”Iya, aku tahu.. Maksudku kau bisa cari barang-barang yang unik disini” Katanya lalu menaruh miniatur flut tersebut lalu mengambil kotak musik

”Kotak musik sudah terlalu biasa” kataku

”Tapi ini klasik dan alunan musiknya juga menenangkan” Tiffany menyerahkan kotak musik itu lalu berjalan menuju miniatur flut yang ia lihat tadi.

Sementara aku akhirnya membeli kotak musik yang ia sarankan tadi dan menuju ke kasih, begitu selesai aku menghampirinya lagi untuk mengajaknya pergi.

”Ayo kita pergi, aku sudah mendapatkan hadiahnya” Ajakku pergi saat dia masih terus menatap miniatur flut

 ”Oh iya.. Ayo..”

Dia berjalan agak pelan dan lebih pendiam, tidak seperti biasanya yang selalu ceria dan cerewet. Apa ada yang salah dengannya.? Pikirku

”Kulihat kau dari tadi melihat flut itu terus, seperti kau bisa memainkannya saja” kataku memulai pembicaraan

”Ya, aku memang bisa tapi dulu” katanya pelan tapi tetap bisa kudengar

”Oh ya.? Kalau begitu kau harus memainkannya suatu hari nanti padaku”

”Aku bilang, aku bisa memainkannya dulu. Sekarang aku tidak tahu apa aku bisa memainkannya lagi” Kali ini dia menundukkan kepalanya

”Kenapa..?”

”Bukan urusanmu, sudahlah.. Aku sudah selesai menemanimu membeli kado untuk Jessica, jadi aku sudah boleh pulangkan.?” Dia mulai berjalan agak cepat lalu mendahuluiku

”Tunggu, temani aku makan malam dulu” Aku segera menarik tangannya dan iapun berhenti lalu menatapku bingung

”Tidak, Itu tidak termasuk pada perjanjian kita Mr. Kim” Tolaknya

”Bukankah kau tahu, dirumah aku sendirian.. dan aku tidak bisa memasak, apa kau tega melihatku mati kelaparan.?”

”Kalau begitu kau makan saja sekarang. Di Mall ini banyak restoran yang cukup enak bukan.?”

”Kau temani aku ya.? Aku tidak bisa makan sendirian”

”Makan saja harus ditemani.? Kau seperti anak kecil saja Mr. Kim”

”Ayolah… seorang teman itu harus mau menemani temannya makan”

”Tunggu… sejak kapan kita berteman.? Aku hanya menganggapmu sebagai bosku”

”Mulai sekarang kita adalah teman dan kita akan merayakan hari pertemanan kita hari ini, jadi kau tidak bisa menolak ajakanku makan lagi. Mengerti..?”

Aku tidak membiarkannya berkata apapun lagi, aku menarik tangannya menuju restoran jepang.

 

****************

Saatnya Hari Natal

 

*Jessica POV

 

Tuk tuk tuk..

Suara pintu kamarku yang diketuk dengan gaduhnya, membuatku mau tidak mau terbangun dengan malasnya.

”Unnie… Ayo cepat bangun” Kristal memanggilku

Karena hari ini Natal, kedua orang tua dan adikku kembali ke Korea maka dari itu aku juga harus ikut tinggal beberapa hari dirumah dengan mereka.

”Apa.?” tanyaku pada kristal yang sudah berada didepan pintu kamarku

”Appa dan Umma sudah menunggu untuk sarapan”

”Ya, sebentar lagi aku turun”

 

Aku segera menuju ke kamar mandi, untuk cuci muka dan menyikat gigiku. Setelah itu aku segera menuju ke ruang makan.

 

”Pagi Appa, pagi Umma” Sapaku lalu mencium keduanya

”Apa kau masih saja bangun se siang ini.?” tanya ummaku

”Ini karena hari libur, biasanya juga aku bangun pagi” kataku lalu menggigit sandwich yang sudah disiapkan untukku

”Jessica, nanti malam kita akan ada pertemuan dengan keluarga Kwon. Kita akan membahas mengenai rencana pernikahan kalian” Appaku angkat bicara dan aku tidak bisa mengatakan apapun, aku begitu takut menghadapi pertemuan nanti malam. Rasanya aku tidak sanggup bertemu dengan Yul.

 

****************

 

Waktu yang kutakutkan akhirnya datang juga, aku dan orang tuaku datang ke Kwon Hotel untuk bertemu dengan keluarga sahabat Appaku.

Kami semua makan malam ditempat yang sudah disiapkan sebelumnya, tempat yang begitu eksklusif dan mewah. Dan yang membuatku sangat gugup adalah Kwon Yul yang berada di tepat berada dihadapanku, aku sangat takut apabila dia benar-benar mengatakan hal yang pernah dia katakan padaku di sungai han beberapa hari yang lalu. Entah mengapa aku tidak mau dia mengatakan hal itu.

”Appa, Umma.. Paman Jung dan Bibi Jung, ada yang harus kami katakan mengenai hubungan kami” Kwon Yul mulai angkat bicara dan melirikku.

”Kami mengadakan pertemuan ini juga untuk membahas kelanjutan hubungan kalian, Kami sudah memutuskan untuk mempercepat rencana pernikahan kalian” Jawab Mr. Kwon

”Tapi Appa, sebelumnya kami juga sudah memutuskan suatu hal. Mohon untuk mendengarnya dahulu” Yul berkata

”Katakan apa yang ingin kalian bicarakan..?” Appaku memberi kesempatan Yul untuk bicara

”Aku dan Jessica sudah memutuskan untuk… untuk tidak melanjutkan hubungan kita lagi” Jelas Yul dengan yakin

”Kalian pasti sedang bercanda, sudah hentikan lelucon ini. Lebih baik kita bicara tanggal pernikahan kalian saja” Appaku menjawab

”Tidak Appa, ini sungguhan. Hubungan aku dengan Jessica sudah berakhir” Yul terus berjuang agar kedua orang tua kami mengerti

”Apa yang telah kau lakukan Kwon Yul.? Apa kau masih belum berubah.? Apa kau mengkhianati Jessica, hah..?” Tanya Mr. Kwon dengan kesal

”Appa aku… aku..” Yul tampak kesulitan untuk mengatakan alasan mengapa hubungan kami berakhir

“Hmmm.. Sebenarnya, kami memutuskan hubungan ini karena kami menyadari bahwa kami berdua tidak saling cinta” Aku mencoba membantu Yul bicara

“Bukankah hal ini sudah pernah kita bahas, kalian hanya butuh waktu untuk saling mencintai” Appa menjawab

“Tapi Appa, itu tidak semudah yang..”

“Sebenarnya ini semua karena aku sudah menghamili wanita lain Appa” Yul memotong pembicaraanku dan itu membuat seisi ruangan terdiam termasuk aku yang tidak percaya dengan apa yang telah ia katakan.

“Apa kau bilang..?” teriak Mr. Kwon

“Ya Appa, aku tahu aku salah. Maka dari itu, aku mau menghentikan hubunganku dengan Jessica”

“Kau tahu, aku malu, sangat malu memiliki anak sepertimu” Mr. Kwon menampar Yul dengan kerasnya, tidak hanya itu lalu iapun terus-menerus memukul Yul hingga Mrs. Kwon menghentikan perbuatannya.

“Dengar Kwon Yuri, aku sangat malu padamu. Kau memang tidak pantas untuk Jessica, dengar mulai hari ini kau tidak usah mengurus Hotel lagi, aku tidak malu memiliki anak sepertimu, kau lebih baik angkat kaki dari rumah dan aku tidak akan menganggapmu lagi sebagai anakku. Mengerti”

“Sudahlah, kau terlalu berlebihan” Mrs. Kwon mencoba menenangkan Mr. Kwon

“Ini sudah menjadi keputusanku. Aku tidak mau lagi melihat wajahnya dihadapanku”

“Maafkan aku Appa, Umma” Yul memeluk Mrs. Kwon tapi kemudian langsung dilepas secara paksa oleh Mr. Kwon

“Pergi kau dari hadapanku” Mr. Kwon mengusir Yul dengan kasar.

 

Aku masih tidak percaya, apa Yul benar-benar melakukan hal itu, dia menghamili wanita lain.? Atau ini hanya alasannya saja agar bisa menghentikan perjodohanku dengannya, kalau ini memang benar, aku akan sangat bersalah padanya. Tapi bukankah sebelumnya dia seorang player jadi bisa saja hal itu terjadi, tapi terakhir kali dia bilang padaku dia sudah berhenti memainkan wanita sejak ia bertemu denganku.. Akh Kwon Yul, kau membuatku sangat bingung.

 

TBC

23rd Annual Independent Critics List of the 100 Most Beautiful Faces 2012

Yoona di posisi 50, Taeyeon 42 dan Jessica di posisi 5…. Congrats buat Yoona dan Taeyeon dan salut buat jessica tahun lalu kalau gak salah di posisi 45 dan sekarang langsung naik ke posisi 5..

‘Between’ Chapter 6

*Jessica POV

Setelah selesai mandi dan makan malam aku langsung merebahkan tubuhku ke tempat tidurku yang nyaman, ternyata seharian tadi berjalan-jalan dengan Yul rasanya begitu melelahkan tapi juga menyenangkan. Hmmm.. aku baru tahu Yul itu selain menyebalkan dan childish dia juga bisa bertindak serius dan diajak sharing.

Ting tong ting tong

“Huft, siapa sih malam-malam begini masih bertamu”

Setelah kubuka pintu apartmentku, kulihat seseorang yang sangat kubenci hadir dihadapanku

”Tae..??? Bagaimana kau tahu aku tinggal disini” Tanyaku dengan dingin

”Ice Princessku ternyata tidak berubah” katanya dengan senyum dan aku hanya menatapnya masih dengan tatapan dingin

”Aku tahu alamat apartmentmu dari Tiffany” lanjutnya

”Tiffany..?”

”Yes, Jadi.. Kau tidak akan membiarkan tamumu hanya berdiri diluar kan.?”

”Ah Iya, ayo masuk” Kataku sambil membalikkan badan untuk masuk kedalam

”Sica, ini untukmu” dia menarik tanganku dan memberikan sebuket bunga mawar berwarna merah dan putih, aku mengambilnya tanpa ekspresi apapun dan melanjutkan jalanku ke ruang tamu, diapun mengikutiku dan duduk tepat disampingku.

”Kau tahu arti dari bunga itu..?” Aku hanya menggelengkan kepalaku

“Bunga Mawar merah yang bercampur dengan Mawar Putih itu menunjukkan arti sebuah penyesalan yang sangat dalam dan biasanya diberikan untuk menemani sebuah permintaan maaf”

“Kau bisa langsung ke maksud tujuan mu datang kemari.?” Tanyaku dingin

Dia meraih kedua lenganku dan menatap mataku “Please forgive me, aku benar-benar menyesal Jessica, maafkan aku”

Aku sudah menduga dia akan berkata seperti ini, berkali-kali dia meminta waktu untuk bisa berdua tapi selalu kutolak dan akhirnya dia datang kesini ke apartmentku.

“Jessica, apa kau benar-benar tidak bisa memaafkan aku.?” Tanya nya sekali lagi

”Kenapa aku harus memaafkanmu?” kataku angkat bicara

”Karena aku sangat menyesal telah membuatmu terluka, aku hancur saat kau meninggalkanku, Jessica, aku butuh penerimaan maaf darimu.. Aku mohon”

’Tidak ada kesalahan yang tidak bisa dimaafkan’ aku teringat kata-kata dari Yul saat di sungai han. Dan aku jadi merasa kasihan dengan Taeyeon, setelah aku melihat dia berselingkuh 1 tahun yang lalu aku aku langsung memutuskan hubungan kita dan sama sekali tidak pernah ada kontak lagi, walau dia selalu berusaha menghubungiku tapi aku tidak pernah menanggapinya bahkan aku sengaja pindah ke Korea untuk menghindarinya.

Memang tidak mudah melupakan sebuah kenangan yang telah kami jalani selama 4 tahun lebih, meski sedalam apapun dia menyakitiku tapi aku tetap tidak bisa melupakan kenangan indahku bersamanya.

 ”Ya..” kataku sambilku mengangguk

”Ya, maksudmu kau memaafkanku..?” tanyanya tidak percaya, aku hanya bisa menjawabnya dengan anggukan dan dia langsung memelukku cukup erat hingga aku kesulitan bernafas

”Tae, aaaku tidak bissa bernafass” kataku tersendat

”Ah, Iya. Mian” Setelah melonggarkan pelukkannya dia menanamkan sebuah kecupan dikeningku

”Thanks Jess”

”Lepaskan aku, dengar ya. Aku hanya memaafkan kamu, tidak lebih” Aku berusaha melepaskan tangannya

”Aku tahu, tapi kita masih bisa berteman kan..?”

Aku mengangguk

”Dan setelah itu, aku akan mendapatkan dirimu kembali.” katanya dengan sangat percaya diri

”Mwo..? Aku sudah punya pacar”

“Tapi kau tidak pernah mencintainya, kau hanya mencintaiku iyakan.”

“Aku mencintainya” kataku dengan sengaja

Dia hanya diam mendengar kata-kataku, tapi kemudian perlahan demi perlahan dia mulai mendekatkan wajahnya ke wajahku dan menatap kearahku, entah mengapa aku rindu posisi ini, matanya menatapku dalam dan penuh dengan ketulusan. Semakin lama wajahnya semakin hampir menempel ke wajahku, sampai aku dapat merasakan hembusan nafasnya mengenai wajahku. Dan akupun mengerti maksudnya, kupejamkan kedua mataku dengan perlahan..

“Kau hanya mencintaiku” katanya dengan lembut sambil menarik wajahnya kembali tapi masih menatap mataku.

Aku begitu malu, ternyata dia hanya ingin menggodaku saja. Sedangkan dia terus tersenyum kepadaku.

Karena aku sangat tidak merasa nyaman dengan keadaan ini, jadi aku meninggalkannya dari ruang tamu menuju dapur dan mengambil air minum di lemari es.

Tiba-tiba seseorang memelukku dari belakang dan menenggelamkan kepalanya di pundakku, aku tahu betul itu Taeyeon selain dia satu-satunya orang yang ada di apartementku sekarang aku juga sangat mengenali tubuhnya serta sentuhan-sentuhannya padaku.

“Ah, Tae.. Ingat, aku hanya memaafkanmu. Bukan untuk kembali denganku seperti dulu lagi, mengerti?” kataku sambil menjauhkan tubuhku padanya.

“Ya, aku mengerti. Sekarang, mungkin kamu belum bisa menerimaku kembali tapi aku yakin kau akan membiarkanku menjadi seorang yang spesial dihatimu lagi”

Aku hanya diam mendengar perkataannya, aku ingin sekali berkata ‘Iya’ karena bagaimanapun aku tidak bisa melupakan cintanya begitu saja tapi bukankah seharusnya aku berkata ‘Tidak’ mengingat apa yang sudah dilakukan padaku, mengkhianati cintaku. Dan aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa lagi padanya.

“Hmm… Tae, bukankah ini sudah larut. Aku ingin istirahat, besok pagi aku harus meeting”

“Ah Iya, mian.. aku lupa seharusnya jam segini kau sudah harus tidur. Bukan begitu sleepyhead” godanya

“Yah, Kim Taeyeon cepat kau pulang sekarang” kataku sambil mendorong tubuhnya ke arah pintu

“Ok ok. Aku pulang, tapi besok pagi aku akan menjemputmu. Kau pergi ke kantor bersamaku”

“Tidak, aku punya mobil. Aku bisa pergi sendiri”

“Yah, dimana sopan santunmu.? Kau harus menghargai ajakkanku, dan bukankah kau bilang kita berteman, jadi seharusnya tidak ada masalah.”

“Kau tidak berubah, egois, selalu memaksakan kehendakmu..”

“Jadi kamu mau..?” aku tidak menjawab apapun

“Ok, besok aku jemput kau pukul 8. Baiklah aku pulang dulu ya” katanya dengan senyum

 

*Yul POV

Setelah mengantarkan Jessica aku langsung menuju rumahku, setibanya dirumah aku langsung memarkirkan mobilku dan mematinkan mesin.

 

Gee gee baby baby, terdengar suara dering ponsel dimobilku tapi aku bisa pastikan itu bukan ponselku aku mencari ke sumber suara ternyata itu ponsel milik Jessica.

“Yoboseo” kataku menjawab panggilan telepon tersebut setelah kulihat panggilan itu dari Tiffany

“Jess, tidak.. Siapa kau.?” Tanyanya

“Kwon Yuri, ponselnya tertinggal dimobilku. Aku akan segera mengembalikkannya pada Jessica, nanti aku kabari kalau kau menelponnya. Ok”

“Owh.. Baiklah”

 

Padahal aku sangat lelah sekali hari ini, tapi tidak apa kalau aku harus kembali ke apartmentnya lagi jadi aku ada alasan untuk bertemu dengannya lagi.. Hehehehe

 

Sesampainya di disana aku langsung berlali menuju apartementnya, begitu hampir mendekati tempat yang ku tuju, aku memperlambat langkahku.. Dan berjalan pelan sambil menatap tak percaya pada apa yang kulihat, seseorang pria sedang berbincang-bincang sambil memegang tangannya, terlihat seperti mereka sudah mengenal sejak lama. Tapi tidak mungkin, Jessica itu orang baru di seol dan setahuku dia tidak mempunyai banyak teman mengingat kepribadiannya yang dingin.

“Yul” Jessica terlihat kaget melihatku seakan tidak senang dengan kehadiranku

“Hhai, apa aaku mengganggu kalian..?” tanyaku hati-hati

“Ttiiidak, ada apa kau kembali lagi..?” tanyanya tapi aku tidak memperhatikannya karena aku begitu penasaran memperhatikan pria yang ada disampingku, siapa dia.? Mengapa dia ada di apartemennya Sica semalam ini.? Apa hubungannya dengan Sica..? Otakku terus berpikir tentang hal itu.

“Hmm.. Yul, kenalkan dia Mr. Kim Taeyeon. Direkturku yang baru, Mr. Kim perkenalkan dia kekasihku Kwon Yuri” setelah kami berjabat tangan aku baru ingat bahwa dia adalah pria yang kulihat bersama Jessica di cafe waktu itu

“Mr. Kwon.. Jessica.. saya harus pamit pulang, permisi” katanya lalu pergi begitu saja, setelah melihat kepergiannya aku mengalihkan mataku pada Jessica, dia terus menatapku.

“Hmmm, ayo masuk yull” ajakknya dengan canggung

“Aku tidak akan berlama-lama sica, aku hanya ingin mengembalikan ponselmu” aku memberikan ponselnya

“Gomawo Yul”katanya sambil tersenyum padaku, tapi entah mengapa aku merasa sedang tidak mood untuk tersenyum.

“Baiklah kalau begitu, aku pamit pulang dulu Sica. Selamat malam” aku membalikkan tubuhku tapi langkahku tertahan karena sebuah tangan mungil menarik lenganku

“Dia bukan siapa-siapa Yul, aku hanya menganggapnya sebagai Direkturku” dia menatapku seolah ingin aku mempercayainya. Sebenarnya aku sangat ingin menyanggah pernyataannya karena sangat tidak mungkin seorang pria datang ke rumah seorang wanita malam-malam kalau tidak ada niat lain, dan ini bukan pertama kalinya aku melihatnya bersama pria itu, aku sangat yakin mereka saling mengenal bukan sebagai Direktur dan Karyawannya tapi hal lain yang tidak pernah ia beritahu padaku.

“Ya, kau tahukan aku selalu mempercayaimu” aku meyakinkannya dengan senyuman yang agak terpaksa keluar dari bibirku, ini pertama kalinya aku merasakan keadaan ini, sedih, sakit, marah, kecewa, aku tidak tahu rasa ini apa tapi yang pasti aku sangat membenci rasa ini, sampai rasanya aku ingin sekali menghajar pria itu tadi.

Dia membalas senyumanku, dapat kulihat dia sudah sangat tenang sekarang setelah apa yang kukatakan tadi.

“Baiklah, kalau begitu aku pulang ya..”

“Ne, hati-hati Yul”

Aku membalikkan tubuhnya ketika langkahku sudah mulai menjauh darinya , terlihat dia tersenyum padaku sambil melambaikan tangannya.

 

‘Sica, aku tidak tahu dia siapa dan mungkin lebih baik aku tidak perlu tahu. Tapi satu hal yang pasti adalah aku akan terus mencintaimu sampai kapanpun tidak peduli apapun yang terjadi’

 

*Jessica POV

Huft, aku tidak mengerti keadaan seperti apa ini.? Tapi yang pasti aku sangat tidak ingin berada diposisi seperti ini lagi.. Aku memang merindukan Tae, rasanya ingin sekali mengulang lagi kenangan yang pernah kita lalui bersama, Tae please jangan pergi lagi dariku.

Tapi disamping itu, aku tidak ingin melihat Yul yang seperti tadi, wajahnya seperti memendam kemarahan dan itu membuatku sangat takut dan sedih, dia tidak seperti Yul yang kukenal, aku ingin dia seperti Yul yang selalu tersenyum, membuatku tertawa dengan jahilannya padaku. Yul, please jangan pernah berubah..

 

 

Keesokan harinya

 

Alarmku berdering sangat keras sekali dan itu mampu membuatku sedikit bergerak tapi tidak berhasil untuk membangunkanku, aku matikan alarm tersebut lalu kembali menuju alam mimpiku lagi.

Beberapa menit kemudian, kini giliran ponselku yang berdering

Gee gee gee baby baby baby

Aku mengangkat telepon tanpa melihat siapa yang menelpon, tapi bisa kupastikan dia adalah Yul, dia rutin menelponku hanya untuk membangunkanku.

“Ne, Yul aku sudah bangun” kataku dengan malas

“Tapi aku yakin kau masih ditempat tidur dengan mata yang masih terpejam..”

“5 menit lagi ya Yul”

“No, sica… wakey wakey Now.. Right Now… N.O.W” katanya dengan menirukan kata-kata yang biasa aku ucapkan

“Yah Kwon Yul, siapa suruh meniru kata-kataku seperti itu.?”

“Karena biasanya saat kau memaksaku untuk melakukan sesuatu dengan cepat, kau pasti akan meneriakkan kata-kata itu.. Now, right now.. N.O.W” katanya sekali lagi dan itu cukup membuatku tertawa

“Hahahaha.. baiklah, aku bangun sekarang ya”

“Bagus.. Oh iya, kau mau sarapan apa pagi ini.?” Tanyanya

“Bukankah kau sudah berjanji padaku untuk membuatkanku pancake yang pernah kau beri kepada Tiffany”

“Ah iya, aku hampir lupa.. Baiklah aku buat dulu ya, nanti aku antar ke kantormu…”

“Oke, aku tunggu ya”

“Iya sicababy, byeee”katanya hendak menutup telepon

“bye”

“Sicababy” panggilnya lagi

“Yes..”

“Good Morning, and I Love You” katanya dengan manis

“Thanks Yul”

“Thank untuk..?”

“Yah, kau bilang mau membuatkanku Pancake.?”

“Oh iya.. hehehe, aku buat dulu ya Bye..”

“Bye..”

 

Setelah selesai menyiapkan diri serta barang-barang yang perlu kubawa ke kantor, aku langsung bergegas pergi.

Begitu kubuka pintu apartmentku, terlihat seorang pria berdiri seperti sedang menungguku sambil tersenyum manis padaku.

“Morning, my ice princess” sapanya

“Tae..?? untuk apa kau kemari..?”

“Yah, kau lupa.. Semalam kan aku bilang aku akan menjemputmu”

“Tapi…”

“Tidak ada tapi-tapian… Ayo sekarang kita berangkat atau kita akan terlambat” ajaknya sambil menarik tanganku, aku mengikutinya dengan berjalan disampingnya. Diapun menarik pinggangku agar aku bisa lebih dekat dengannya, dia masih memperlakukanku seperti dulu.. caranya  memegang tanganku, caranya tersenyum padaku, dia selalu memperlakukanku seperti seorang puteri, aku merindukanmu Tae.

 

Setibanya dikantor, kami langsung menuju lantai 18 ke tempatku bekerja dan kebetulan ruangannya pun juga berada di lantai yang sama.

“Thanks Tae sudah mengantarku, aku langsung ke ruanganku ya.” Kataku begitu keluar dari lift dan berjalan ke ruanganku

“Aku juga akan ke ruanganmu” katanya sambil mengikutiku

“Untuk apa..?”

“Aku bawa makanan, kita sarapan bersama ya”Dia terus mengikuti sampai ke ruanganku

 

Setibanya diruanganku, dia langsung duduk di sopa dan menaruh kotak makannya di meja lalu membukanya.

“Ayo sica, kita sarapan dulu.. Aku membawa sandwich untuk kita berdua” ajaknya dan dia bergeser duduknya agar lebih dekat denganku

“Tidak, aku sudah sarapan”

“Mana mungkin seorang Jessica sudah sarapan, ayo buka mulutmu, aku akan menyuapimu” dia mengambil sandwich lalu mendekatkan padaku

“Apa didalamnya ada mentimun..?” tanyaku

“Ya, didalamnya ada mentimun dan kau harus memakannya agar kau bisa menghilangkan phobiamu.. Ayo makan” dia terus mendekatkan sandwich itu, tapi aku begitu takut karena aku khawatir didalamnya ada mentimun jadi aku menarik badanku kebelakang menjauh dari sandwich itu, tapi dia terus saja mendekat padaku

“Ayo buka mulutmu Jessica”

“Tidak, aku tidak mau” aku terus menghindarinya sampai membuat posisi tubuhku terlentang dengan tangan masih menutupi mulutku, diapun tidak mau kalah, dia terus berusaha menarik tanganku dengan posisi tubuhnya berada di atasku

“Aku bohong, ini tidak ada mentimun. Percayalah.. Hahaha” dia terus membujukku tapi aku tetap menolak

 

*Yul POV

Sebelum ke Hotel (tempatku bekerja) aku menyempatkan ke kantor Sicababyku dulu, aku sengaja datang pagi-pagi sekali agar aku tidak bertemu dengannya, aku tidak ingin quota bertemu dengannya cepat habis.

Begitu sampai di kantornya aku langsung menuju lantai 18 dan ke ruangannya.

“Pagi Tiffany” Panggilku pada Tiffany ketikaku melewati tempatnya

“Oh, hai Yul.. Pagi juga”

“Apa Sicababyku sudah datang..?” tanya ku untuk memastikan bahwa dia benar-benar belum datang

“Aku baru datang Yul, tapi rasanya jam segini dia belum datang”

“Kau benar, mana mungkin dia sudah datang jam segini.. Hahahaha, yasudah aku keruangannya dulu ya”

“Untuk apa..?”

“Hanya menaruh makanan untukknya”

“Uw, So Sweet.. Hahahaha, jadi ceritanya kau sudah pensiun menjadi Playboy.?” Godanya

“Yah, aku bukan playboy, dulu aku berganti pasangan karena aku sedang mencari cinta sejatiku”

“Hahahaha… Jadi sekarang kau sudah menemukan Cintamu.?”

“Yup, aku menumukannya di ruangan itu” aku menunjuk ruangan Jessica yang tidak jauh dari tempat Tiffany

“Hahahaha… Tapi biasanya jam segini diruangan itu ada Office Boy yang sedang bersih-bersih.. Hahaha, kau mencintainya..?”

“Aish, tidak ada gunanya aku berlama-lama disini denganmu”

Aku langsung meninggalkan Tiffany yang masih terus menertawaiku.

Aku sangat yakin jam segini Sicababyku belum datang, jadi aku langsung membuka pintu dan masuk kedalam ruangannya. Dan lagi, kali ini aku melihat pemandangan yang sangat membakar amarahku, aku sempat berfikir apakah ini mimpi tapi ini semua sangat jelas dimataku, Jessica dengan pria yang tadi malam sedang bercanda dengan sebuah sandwich dimana Jessica terlentang disebuah sofa dan laki-laki itu berada diatasnya.

Jessica menyadari kehadiranku, dia mentapku dengan tatapan seperti seorang yang sedang ketakutan. Sedangkan Pria itu masih belum menyadari kehadiranku.

Aku langsung menuju ke arah mereka dengan amarah yang sudah tidak bisa ku pendam lagi, begitu semakin mendekat pria itu melihatku, tatapannya benar-benar membuat amarahku semakin memuncak, tanpa berfikir panjang lagi aku menarik pria itu lalu memukulnya tepat diwajahnya.. Berkali-kali aku menonjok wajahnya, membuatnya mengeluarkan darah segar dari bibirnya serta bagian lain diwajahnya.

“Yul, cukup… Hentikan, apa yang kau lakukan Yul” Jessica menarik lenganku, tapi lenganku terlalu kuat untuk ditarik olehnya malah sebaliknya hal itu membuatnya terjatuh

“Yul cukup..” teriaknya sekali lagi sambil melindungi Pria itu dengan tubuhnya, kini mataku bertemu dengan matanya, dia menangis dihadapanku dan memohon agar aku menghentikan apa yang telah aku lakukan.

Aku menyerah lalu membalikkan badanku, terlihat diujung pintu ada Tiffany menatap kejadian ini dengan tidak percaya, aku masih terus berjalan melewatinya dan pergi dari keadaan ini.

 

*Jessica POV

Aku tidak pernah melihat Yul semarah ini, dia menakutkan. Tapi dia tidak berhak melakukan ini pada Taeyeon, wajahnya penuh dengan darah. Dia sama sekali tidak diberi kesempatan untuk menghindar dari amukan Yul barusan. Tapi bagaimanapun aku harus menyelesaikan masalah ini dengan Yul, dia pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.

“Tiff, kau bisa cepat antarkan Taeyeon ke Rumah Sakit..? masih harus ada yang kubicarakan dengan Yul” pintaku pada Tiffany yang berada di dekat pintu saatku mencoba mengejar Yul

“Ne” jawabnya singkat

Aku terus mencoba mengejar Yul tapi setibanya di Lobi kulihat dia telah pergi dengan mobil porsche nya, aku cepat menghentikan taksi untuk mengikutinya. Mobil yang dia kendarai melaju dengan sangat kencangnya membuat aku kehilangan jejaknya.

 

Tapi kemudian aku teringat kata-katanya bahwa dia akan datang ke sungai han ketika dia sedang ada masalah. Dan benar dugaanku, setibanya disungai han, aku melihatnya sedang duduk dan memandangi air sungai han. Aku mendekatinya lalu duduk disampingnya, aku yakin dia menyadari kehadiranku meski tidak sedikitpun dia melirik padaku.

“Ini semua tidak seperti apa yang kau lihat Yul” kataku

“Tapi ini bukan pertama kalinya aku melihat kau bersamanya” dia tidak langsung menjawab perkataanku butuh beberapa menit untuk dia akhirnya angkat bicara, dia bicara dengan sangat tenang, jauh dari apa yang aku bayangkan, aku pikir dia akan menjawabnya dengan nada tinggi. Ternyata dugaanku salah.

“Maafkan aku Yul”

“Siapa dia..?”

Mungkin sudah seharusnya aku katakan yang sebenarnya mengenai Taeyeon

“Dia, mantan kekasihku waktu di LA. Kita sudah berpcaran selama 4 tahun, tapi 1 tahun yang lalu dia mengkhianatiku. Dia berselingkuh dengan wanita lain, itu membuatku sangat sakit dan akhirnya aku memutuskan pindah ke Seol untuk melupakannya”

“Lalu apa dia datang kemari kesini untuk kembali padamu.?” Tanyanya sambil menatapku

“Tidak mudah melupakan sebuah kenangan begitu saja, 4 tahun bukan waktu yang mudah untuk dilupakan”

“Apa kau juga masih mencintainya.?” Tanyanya lagi, dan kali ini aku tidak bisa menjawabnya. Aku tidak tahu apa yang harus ku jawab

“Aku pikir cinta akan datang karena terbiasa, maka dari itu aku terus berusaha membiasakan cintaku agar bisa kau terima. Tapi sekarang aku percaya cinta memang datang karena terbiasa, dan cintamu sudah terbiasa dengan kisahmu yang lalu” katanya terus menatapku

“Maafkan aku sica, sekarang aku mengerti. Seharusnya aku mengikuti kata-katamu dulu untuk menolak perjodohan ini, seharusnya aku sadar dari dulu bahwa peraturan-peraturanmu itu dibuat untuk membuatku sadar bahwa cintaku tak kau terima.”

Aku masih terdiam, aku benar-benar sakit mendengar perkataan darinya. Aku tidak ingin dia berbicara lagi, aku ingin menghentikannya, tapi dia terus saja berbicara.

“Pada pertemuan orang tua kita minggu nanti, aku berjanji aku akan menghentikan perjodohan ini. Aku berjanji Sica” katanya sebelum meninggalkanku sendirian, entah mengapa aku benci mendengarnya berkata seperti itu.

Air mataku terjatuh tepat setelah dia melangkahkan kaki meninggalkaku sendirian di tepi sungai han, aku sangat tidak ingin ia meninggalkanku.

 

*Yul POV

Rasa ini, aku benci rasa ini, aku mencintainya masih sampai sekarang. Tapi aku tidak bisa memaksakan cintaku lagi, cintaku cukup ku nikmati sendiri. Tak peduli dia tahu atau tidak, tapi aku akan terus mencintainya meski dalam hatiku sendiri.

Aku berjanji sica akan membebaskanmu dari perjodohan ini,  aku yakin kau akan lebih bahagia jika dengan cintamu yang sesungguhnya.

Aku pasti akan senang melihatmu bahagia, aku akan terus melihatmu dari sini sica. Jangan khawatir, aku selalu ada untukmu.

 

TBC… TBC ya TBC sekali lagi TBC