*Taeyeon POV
Tak terasa sudah pukul 7malam, pantas saja aku sudah lelah. Mungkin lebih baik aku pulang saja pikirku, tapi sebelum aku meninggalkan kantor kusempatkan untuk mendatangi ruangan Jessica, berharap dia masih disana jadi aku bisa mengajaknya pulang bersama.
Sesampainya diruangan Jessica yang tidak begitu jauh dari ruanganku, kulihat ruangannya sudah gelap, itu menandakan bahwa Jessica sudah pulang. Tapi tidak jauh dari ruangan itu, aku lihat seorang pekerja yang masih berkutit dengan komputernya seorang diri. Aku sengaja menghampirinya untuk mengetahui siapa orang itu.
“Tif… Tiffany.” Panggilku yang membuat yang punya nama menengok ke arahku
“Oh, Hai. Mr. Kim… K.. Kau belum pulang.?” Tanyanya
“Harusnya aku bertanya seperti itu, kenapa wanita sepertimu masih ditempat ini sendirian.!”
“Aku masih harus menyelesaikan laporan bulananku”
“Ya, tapikan masih bisa dilanjutkan besok pagi”
“Sudahlah Mr. Kim, aku sudah biasa. Lagian ini baru jam 7 malam” katanya sambil menunjukan jam di tangan kirinya
“Memang jam berapa biasanya kau pulang.?”
“Jam 9” Jawabnya sambil kembali menatap layar komputernya
“Aish.. Sepertinya aku harus menegur Jessica”
“Untuk apa..?” katanya masih terus terfokus pada komputernya
“Karena telah membiarkan karyawannya pulang larut malam”Jawabku yang berkata tepat disamping telinganya dan itu berhasil membuatnya berpaling kepadaku.
“Apa..? Tapi itu bukan salahnya, ini semua kemauanku sendiri..!”
“Oh, berarti ini salahmu.? Jadi kau yang seharusnya kutegur dan kuberi sanksi”
“Sanksi..? Salahku apa..?” katanya yang masih belum mengerti maksudku
“Aish, gadis ini.. Dengar ya, aku tidak suka karyawanku bekerja sampai larut malam kalau tidak mendesak, bagitu Lembur itu tidak efektif. Lebih baik kau pulang sekarang dan istirahat, jadi besok pagi kau bisa datang lebih awal untuk melanjutkan tugas-tugasmu itu”
“Oh..” katanya sambil mengangguk, terlihat dia sedang berfikir keras untuk mencerna apa yang aku katakana barusan.
“Tapi Mr. Kim, besok kan hari sabtu. Berarti aku tidak harus buru-buru pulangkan? karena besok, kantor libur jadi aku tidak harus bangun pagi-pagi untuk bekerja kan..?”
“Aish.. Kau..!!” geramku. “Jadi sekarang, kau akan pulang atau tetap bertahan disini dan kau kupecat.?”
“Omo… Mr. Kim… Aku mengerti, aku mengerti, aku pulang sekarang.. sekarang” katanya sambil buru-buru merapikan barang-barangnya.
“Bagus, kalau begitu aku pulang duluan. Tapi kau ingat, kalau aku tahu kau masih tetap disini.. Kau akan ku….”
“Kau tidak lihat aku sedang mematikan Komputer.?” Potongnya
“Good..” kataku sambil berbalik badan dan berjalan
“Mentang-mentang dia pemilik perusahaan ini, jadi dia bisa seenaknya memecatku.” Gumamnya dan aku berhenti berjalan
“Hey, jangan pikir aku tidak mendengar perkataanmu” kataku berbalik badan mengahadapnya lagi
“Hehehe… Selamat malam Mr. Kim, selamat menikmati malam sabtu” katanya dengan tampang tak berdosa sambil tersenyum manis kepadaku. Dan bodohnya aku terpaku dengan senyuman itu, matanya.. Eye Smile nya… indah sekali.. Aku teringat Jessica juga pernah menunjukan eye smilenya, tapi menurutku eye smile nya Tiffany jauh lebih indah, pikirku dalam hati.
“Aish… Ah!!” Kataku sambil berjalan dengan agak cepat meninggalkannya, aku takut jika berlama-lama dengannya nanti aku bisa terpesona dengannya, aku tidak mau, aku harus buktikan pada Jessica bahwa aku sudah berubah. Aku hanya mencintainya, hanya dia.
*Tiffany POV
“Ah.. harusnya tadi aku tidak terburu-buru. Aku jadi lupa belum menelpon taksi, akh… Kenapa lama sekali sih taksinya” kataku bergerutu sambil menunggu taksi di halte yang tak jauh dari tempatku bekerja. Andai saja tadi pagi, orang gila itu tidak menyerempet mobilku. Aku pasti tidak akan kesusahan mencari kendaraan untuk pulang.
Tiba-tiba saja sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di depanku, sang pengendara mobil membuka kaca jendelanya dan seperti menatapku. Karena penasaran aku coba untuk melirik pengendara mobil jaguar itu.
“Yah.. Mr. Kim.. kau lagi..? Oh My Gosh, salah apa aku hari ini tuhan..!! Mr. Kim, dengar aku sekarang sedang berusaha untuk pulang. Tapi taksinya belum juga datang, jadi jangan salahkan aku kalau aku belum sampai dirumah. Dan kau tidak bisa memakai alasan ini untuk memecatku, ok..!!” kataku panjang lebar menjelaskan padanya agar aku tidak dipecat.
“Ayo masuk” ajaknya
“Hah..?” Aku tidak percaya dengan ajakannya
“Ayo masuk sekarang atau kau akanku..” teriaknya
“Aku masuk..!” Potongku, karena kupikir dia akan memecatku jika aku tidak masuk.
“Mr. Kim aku boleh menanyakan sesuatu.?” Kataku memecahkan kesunyian didalam mobilnya
“Ya, apa.?”
“Kenapa kau mudah sekali mengatakan kata ‘pecat’ kepada karyawanmu hah.?”
“Tidak, itu hanya karena aku tidak suka karyawanku lembur” Belanya
“Ya, itu yang pertama. Yang kedua, kau memaksaku untuk ikut masuk kedalam mobilmu kalau tidak kau akan memecatku juga kan.?”
“Hah.. Tidak, aku tidak pernah berkata seperti itu. Maksudku adalah kalau kau tidak masuk ke mobilku maka kau akanku BIARKAN TERUS MENUNGGU TAKSI SAMPAI PAGI” katanya sambil menekankan kata-kata yang sempat kupotong tadi
“Oh.. jadi sebenarnya kau tidak akan mengucapkan untuk memecatku lagi.?”
“Ya, makanya jangan suka memotong pembicaraan orang.!” Bentakknya
“Mian..” kataku sambil menunduk
“Hey.. Jangan tidur, tunjukkan cepat dimana rumahmu.?” Gertaknya
“Iya, nanti juga aku bilang kalau sudah mau sampai”
10 menit kemudian, sampailah kita didekat rumahku.
“Itu, disana saja kita berhenti” Kataku sambil menunjuk rumahku, begitu didepan rumahku dia memberhentikan mobilnya.
“Gomawo Mr.Kim, sudah mengantarku pulang” kataku sambil menunjukan eye smile ku.
“Ah, iya.. sudah-sudah kamu bisa turun sekarang” katanya sambil marah-marah
“Kau ini aneh Mr. Kim, kadang baik, kadang jahat. Jangan-jangan kau punya penyakit bipolar ya? Hahaha, Mian… Bye Good night” Kataku buru-buru keluar dari mobilnya.
*Taeyeon POV
‘Aish, gadis itu benar-benar yah..!! Argh, eye smile itu lagi.. padahal aku ingin melihatnya lagi lebih lama. Tapi aku takut, takut sesuatu yang salah terjadi padaku. Aku sudah mempersiapkan hatiku hanya untuk Jessica, Jess. Tunggu aku sampai aku bisa mendapatkanmu lagi.
********************************************************************************
*Yul POV
Hari ini aku benar-benar bersemangat untuk bertemu dengan Sicababyku, kulihat jam ditangan sudah menunjukan pukul 10pagi dan aku sudah ada didepan pintu apartemennya. Kumulai menekan tombol bel tapi belum ada jawabannya juga, aku tahu jam segini dia pasti belum bangun dari tidurnya. Akhirnya aku mulai mencoba memasukan password apartmentnya yang pernah diberitahukan oleh Eomma nya sendiri, kumasukan nomornya dan Bingo, berhasil. Akupun langsung menuju kamarnya, terlihat seseorang yang sangat kucintai sedang tidur, dia terlihat seperti seorang malaikat, cantik sekali batinku dalam hati. Akupun menyempatkan untuk memotretnya dengan kamera SLR yang sudah kusiapkan untuk jalan-jalan nanti.
‘ckrek’ kulihat hasilnya benar-benar sempurna, she’s like an angel.
Kumasukan kameraku kedalam tasku lagi dan sekarang adalah saatnya membangunkan seorang putir tidur, oh my god, apa yang harus kulakukan sekarang.?
“Sica… Wakey Sica, Wakey” kataku sambil menggoyang-goyangkan lengannya tapi tetap dia tidak bergerak sedikitpun.
“Sica, come on. Kau sudah berjanji akan kencan denganku hari ini.”
“Sica…”panggilku lagi kini sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya
“Hmmm.. 5 menit lagi Yul” katanya dengan malas tapi tetap dengan mata yang masih tertutup
“Tapi sicaaaa…” kali ini dia malah membalikkan tubuhnya membelakangiku.
Aku hanya menghela nafas melihat kelakuannya, Ini tidak akan berhasil pikirku, aku harus memutar otakku kalau begini caranya. AHA…!
“Babe, kau tahu. Aku sudah menyiapkan salad mentimun dan jus melon untuk sarapanmu pagi ini, ayo bangun atau kau mau aku membawakan sarapanmu kesini.?” Godaku
“Yah, Kwon Yul. Apa yang baru saja kau katakan.?” Katanya sambil membalikan tubuhnya mengahadapku, aku hanya tersenyum melihat reaksinya.
“Kau benar-benar membawa itu semua..? Keluar, keluar.. jauhkan itu semua dari apartementku” Katanya sambil mendorong tubuhku.
“Hahaha… aku bercanda babe, aku hanya ingin menggodamu. Dan ternyata itu berhasil membuatmu terbangun. Hahaha” kataku sambil tertawa lepas sampai perutku terasa sakit karena terlalu banyak tertawa tapi tiba-tiba tawaku terhenti ketika kulihat dia memandangku dengan jurus ‘ice glare’nya itu. Aku langsung terdiam dan berpikir bahwa aku akan mati dalam hitungan detik.
“Itu sama sekali tidak lucu Kwon Yul”
“Mian babe, please.. Aku hanya tidak tahu harus bagaimana lagi membangunkanmu”
“Aku sudah bilangkan 5menit lagi”
“Ya, tapi terakhir kali aku membangunkanmu , kau bilang 5 menit lagi tapi ternyata kau bangun 1 jam kemudian” gumamku
“Aku dengar itu Kwon Yul” Katanya sambil menarik selimutnya lagi
“Yah Sica, jangan tidur lagi dong babe” kataku sambil menarik selimutnya
“Aku masih ngantuk Yul..”
“Tidak ada alasan, kau sudah berjanji padaku. Jadi kau sekarang harus bangun, mandi lalu kita mulai jalan-jalannya” kutarik lengannya sehingga membuatnya terduduk tapi tetap masih dengan mata yang terpejam.
“Ayo mandi..” ku tarik lengannya lagi
“Gendong aku” katanya dengan manja sambil memanyunkan bibirnya, dia terlihat begitu lucu dan aku suka melihatnya. Akupun langsung duduk di tempat tidurnya dengan membelakanginya menunjukkan bahwa aku siap menggendongnya, diapun mengerti dan mulai memelukku dari belakang dan membenamkan kepalanya dipundakku.
Aku membawanya ke kamar mandi yang tidak jauh dari tempat tidurnya, tidak lupa aku mengambil handuk mandi untuknya nanti. Sesampainya dikamar mandi aku langsung menurunkan tubuhnya dan mengunci pintu kamar mandi.
“Untuk apa kau masih disini.?” Tanyanya
“Memandikanmu” kataku dengan polos
“Yah Kwon Yul, Pervert.. Keluar” teriaknya
“Hah, tapi sica”
“Keluar ByunYul… Keluar” teriaknya sambil memukuliku dengan botol shampoo
“Araso, aku keluar”
Aku keluar dan berpikir apa yang salah denganku tadi, bukannya tadi aku sudah sangat baik menggendongnya ke kamar mandi bahkan aku membawakannya handuk juga. Argh… Dasar gadis aneh, kemudian aku berpikir lagi lalu memukul keningku sendiri, ‘Memandikannya..?’ hah, kenapa aku tadi bilang begitu.. Oh My God, Mian sica.
*Jessica POV
*Di Amusement Park
“Sica, jangan marah lagi please. Aku kan sudah minta maaf padamu, aku tidak sengaja berkata seperti itu” katanya dengan memohon
Aku sengaja tidak berkata apa-apa lagi sejak kejadian dikamar mandi tadi, sebenarnya aku hanya ingin mengujinya, seberapa besarkah penyeselannya.
“Sica, aku akan memberikan apapun yang kamu mau asalkan kau memaafkanku.”
“Apapun ByunYul..?”
“Yah, jangan panggil aku Byun, aku tidak se pervert itu. Aku kan sudah bilang aku tidak sengaja berkata seperti tu”
“Hey katanya kau mau aku memaafkanmu ByunYul”
“Yah.. Oke apa maumu.??”
Aku memutar mataku mencari-cari hal mungkin menarik untukku, kemudian aku melihat sebuah boneka berukuran besar berwarna pink terpajang disebuah permainan.
“ByunYul, aku ingin itu” tunjukku pada boneka itu
“Babe, jangan panggil aku Byun. Orang-orang melihatku” bisiknya
“Tapi aku rasa itu panggilan yang sesuai denganmu”katanyaku sambil tersenyum bahagia
“Whatever, jadi apa yang kamu mau..?”
“Itu, Boneka beruang berwarna Pink itu” Tunjukku sekali lagi
“Oke kita kesana”
Kamipun menuju permainan itu, permainannya sangat mudah sebenarnya. Setiap bermain diberi kesempatan 3 kali untuk bisa menembak botol kecil yang berada ditengah botol-botol lainnya.
“Ini sangat mudah sica, aku pasti bisa mendapatkan hadiahnya” katanya dengan percaya diri.
Akupun menyemangatinya agar berhasil mendapatkan boneka itu, tapi setelah bermain 3 kali dia masih saja gagal, dan kali ini adalah permaianannya yang keempat dengan kesempatan terakhir.
“Sudahlah ByunYul, bagaimana kalau kita makan siang saja, ini sudah jam 2 aku lapar” kataku mencoba untuk menghentikan permainannya
“Kali ini aku pasti berhasil sica, percayalah”
“Oke, tapi kalau kali ini kau masih gagal, kau harus berhenti.”
“Araso..”
Tapi sampai kesempatan terakhirnya, ia masih gagal. Jadi kami memutuskan untuk makan siang di salah satu restoran yang tidak jauh darisini.
“Aku rasa permainan itu hanya menipu kita, mereka memasang hadiah yang mahal agar kita tertarik tapi mereka membuat permainan dengan cara yang sulit” keluhnya
“Sudahlah ByunYul”
“Tapi boneka itu aku harus mendapatkannya agar akau bisa memaafkanku” katanya dengan menyesal
“Tidak apa-apa, aku bisa mengganti permintaanku kan.?”
“Iya, hmm.. Sica, aku ke toilet dulu ya” katanya dan akupun hanya mengganggukan kepalaku
Makanan sudah datang tapi Kwon Yuri masih saja belum datang, padahal hanya ke toilet kenapa bisa lama sekali pikirku. Apa mungkin dia tidak pergi ke toilet, tidak mungkin bisa selama ini. Sudah hampir 30 menit tapi ia belum juga datang.
Tiba-tiba sepasang tangan menupun mataku.
“Hey Babe..” panggilnya
“Kwon Yul” Tebakku dan orang itu melepas tangannya dan tepat dihadapanku ada boneka beruang berukuran besar berwarna Pink.
“Kau mendapatkannya ByunYul?” tanyaku
“Ya, aku sudah mendapatkannya untukmu, jadi kau bisa berhenti memanggilku Byun”
“Hahaha, tidak mau, aku suka memanggilmu dengan sebutan itu… ByunYul.. ByunYul.. ByunYul..” Godaku sementara dia makan dengan lahapnya.
“Arghhhh…”
Selesai makan, kami memutuskan untuk berkeliling kota. Banyak tempat-tempat yang menurutku biasa saja, tapi menurutnya itu menarik. Seperti sebuah taman kecil yang sepertinya sudah lama tidak terurus dia malah sengaja menghentikan mobilnya dan menarikku ke taman itu.
Aku masih tidak mengerti darimana sisi menarik dari taman ini, tapi dia memintaku untuk duduk disebuah kursi panjang dibawah pohon tua. Dia memotretku layaknya seorang professional, setelah ia puas beberapa kali memotretku, aku sengaja mengambil kamera SLR nya untuk melihat hasilnya. Tanpa kuduga, hasilnya luar biasa. Ternyata taman usang seperti ini, setelah dipotret hasilnya jadi lebih klasik.
“Hasil potretmu bagus ByunYul” Kataku sambil memperhatikan hasil foto-foto yang dia potret dimana hampir seluruh isinya adalah aku sebagai modelnya.
“Oh ya, kau suka..?” Tanyanya, aku hanya mengganguk
“Darimana kau dapat foto ini?” tanyaku sambil menunjukan foto dimana aku sedang tertidur
“Tadi pagi saat kau masih tidur” jawabnya ringan
“Yah, ByunYul..!!” Kataku sambil menjitak kepalanya
“Yah, aku sedang menyetir” Protesnya
*Sungai Han
Setelah berkeliling kota, Kwon Yul mengajakku ke Sungai Han. Suasana sore di sungai han ternyata tidak buruk, cukup nyaman untuk menghilangkan stress.
“Ini salah satu tempat favoritku jika aku ingin menyendiri” Katanya memulai pembicaraan
“Kau suka menyendiri.?”
“Kadang, menyendiri itu perlu disaat aku harus berpikir jernih atau sedang banyak beban dan masalah”
“Tapi kau tidak pernah terlihat pernah punya masalah”
“Masalah itu bukan untuk ditunjukan” katanya masih dengan menatap sungai han
“ByunYul, apa kau pernah merasa benci dengan seseorang.?”
“Tentu, semua orang pasti pernah membenci orang lain”
“Ketika seseorang yang kau sayang dan sudah kau percaya kemudian mengkhianatimu, apa kau akan membencinya.?” Tanyaku sambil menatap suangai han
“Ya” katanya singkat dan menoleh ke arahku
“Ketika kau membencinya dan berusaha untuk bisa jauh darinya dan melupakannya, lalu tiba-tiba dia datang dengan penyesalan dan meminta maaf. Apa kau bisa memaafkannya.? Apa kau bisa menerimanya kembali seperti dulu.?” Tanyaku kini sambil menatap matanya.
“Aku akan memaafkannya” Dia menatapku dengan serius
“Wae.?”
“Tidak ada kesalahan yang tidak bisa dimaafkan.!”
“Dan kau akan menerimanya kembali sebagai orang yang kau percaya lagi.?”
“Aku tidak tahu, itu tergantung darimu, apa kamu mau menerimanya lagi atau tidak”
Aku mengangguk atas penjelasan dari Kwon Yul barusan, sepertinya aku harus mulai berpikir lagi untuk bisa menerima permintaan maafnya Taeyeon. Aku terus memikirkan hal itu sambil terus menatap air di sungai han yang tenang.
“Yah Sica, jangan melamun” Katanya membangunkan lamunanku
“Ah, Iya.. Ini sudah mulai gelap ayo cepat antarkanku pulang” Ajaku sambil menarik tangannya
TBC
Untuk konflik baru muncul di chapter selanjutnya ya….
Selamat menikmati…