‘Between’ Chapter 5

*Taeyeon POV

Tak terasa sudah pukul 7malam, pantas saja aku sudah lelah. Mungkin lebih baik aku pulang saja pikirku, tapi sebelum aku meninggalkan kantor kusempatkan untuk mendatangi ruangan Jessica, berharap dia masih disana jadi aku bisa mengajaknya pulang bersama.

Sesampainya diruangan Jessica yang tidak begitu jauh dari ruanganku, kulihat ruangannya sudah gelap, itu menandakan bahwa Jessica sudah pulang. Tapi tidak jauh dari ruangan itu, aku lihat seorang pekerja yang masih berkutit dengan komputernya seorang diri. Aku sengaja menghampirinya untuk mengetahui siapa orang itu.

“Tif… Tiffany.” Panggilku yang membuat yang punya nama menengok ke arahku

“Oh, Hai. Mr. Kim… K.. Kau belum pulang.?” Tanyanya

“Harusnya aku bertanya seperti itu, kenapa wanita sepertimu masih ditempat ini sendirian.!”

“Aku masih harus menyelesaikan laporan bulananku”

“Ya, tapikan masih bisa dilanjutkan besok pagi”

“Sudahlah Mr. Kim, aku sudah biasa. Lagian ini baru jam 7 malam” katanya sambil menunjukan jam di tangan kirinya

“Memang jam berapa biasanya kau pulang.?”

“Jam 9” Jawabnya sambil kembali menatap layar komputernya

“Aish.. Sepertinya aku harus menegur Jessica”

“Untuk apa..?” katanya masih terus terfokus pada komputernya

“Karena telah membiarkan karyawannya pulang larut malam”Jawabku yang berkata tepat disamping telinganya dan itu berhasil membuatnya berpaling kepadaku.

“Apa..? Tapi itu bukan salahnya, ini semua kemauanku sendiri..!”

“Oh, berarti ini salahmu.? Jadi kau yang seharusnya kutegur dan kuberi sanksi”

“Sanksi..? Salahku apa..?” katanya yang masih belum mengerti maksudku

“Aish, gadis ini.. Dengar ya, aku tidak suka karyawanku bekerja sampai larut malam kalau tidak mendesak, bagitu Lembur itu tidak efektif. Lebih baik kau pulang sekarang dan istirahat, jadi besok pagi kau bisa datang lebih awal untuk melanjutkan tugas-tugasmu itu”

“Oh..” katanya sambil mengangguk, terlihat dia sedang berfikir keras untuk mencerna apa yang aku katakana barusan.

“Tapi Mr. Kim, besok kan hari sabtu. Berarti aku tidak harus buru-buru pulangkan? karena besok, kantor libur jadi aku tidak harus bangun pagi-pagi untuk bekerja kan..?”

“Aish.. Kau..!!” geramku. “Jadi sekarang, kau akan pulang atau tetap bertahan disini dan kau kupecat.?”

“Omo… Mr. Kim… Aku mengerti, aku mengerti, aku pulang sekarang.. sekarang” katanya sambil buru-buru merapikan barang-barangnya.

“Bagus, kalau begitu aku pulang duluan. Tapi kau ingat, kalau aku tahu kau masih tetap disini.. Kau akan ku….”

“Kau tidak lihat aku sedang mematikan Komputer.?” Potongnya

“Good..” kataku sambil berbalik badan dan berjalan

“Mentang-mentang dia pemilik perusahaan ini, jadi dia bisa seenaknya memecatku.” Gumamnya dan aku berhenti berjalan

“Hey, jangan pikir aku tidak mendengar perkataanmu” kataku berbalik badan mengahadapnya lagi

“Hehehe… Selamat malam Mr. Kim, selamat menikmati malam sabtu” katanya dengan tampang tak berdosa sambil tersenyum manis kepadaku. Dan bodohnya aku terpaku dengan senyuman itu, matanya.. Eye Smile nya… indah sekali.. Aku teringat Jessica juga pernah menunjukan eye smilenya, tapi menurutku eye smile nya Tiffany jauh lebih indah, pikirku dalam hati.

“Aish… Ah!!” Kataku sambil berjalan dengan agak cepat meninggalkannya, aku takut jika berlama-lama dengannya nanti aku bisa terpesona dengannya, aku tidak mau, aku harus buktikan pada Jessica bahwa aku sudah berubah. Aku hanya mencintainya, hanya dia.

 

*Tiffany POV

“Ah.. harusnya tadi aku tidak terburu-buru. Aku jadi lupa belum menelpon taksi, akh… Kenapa lama sekali sih taksinya” kataku bergerutu sambil menunggu taksi di halte yang tak jauh dari tempatku bekerja. Andai saja tadi pagi, orang gila itu tidak menyerempet mobilku. Aku pasti tidak akan kesusahan mencari kendaraan untuk pulang.

Tiba-tiba saja sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di depanku, sang pengendara mobil membuka kaca jendelanya dan seperti menatapku. Karena penasaran aku coba untuk melirik pengendara mobil jaguar itu.

“Yah.. Mr. Kim.. kau lagi..? Oh My Gosh, salah apa aku hari ini tuhan..!! Mr. Kim, dengar aku sekarang sedang berusaha untuk pulang. Tapi taksinya belum juga datang, jadi jangan salahkan aku kalau aku belum sampai dirumah. Dan kau tidak bisa memakai alasan ini untuk memecatku, ok..!!” kataku panjang lebar menjelaskan padanya agar aku tidak dipecat.

“Ayo masuk” ajaknya

“Hah..?” Aku tidak percaya dengan ajakannya

“Ayo masuk sekarang atau kau akanku..” teriaknya

“Aku masuk..!” Potongku, karena kupikir dia akan memecatku jika aku tidak masuk.

 

“Mr. Kim aku boleh menanyakan sesuatu.?” Kataku memecahkan kesunyian didalam mobilnya

“Ya, apa.?”

“Kenapa kau mudah sekali mengatakan kata ‘pecat’ kepada karyawanmu hah.?”

“Tidak, itu hanya karena aku tidak suka karyawanku lembur” Belanya

“Ya, itu yang pertama. Yang kedua, kau memaksaku untuk ikut masuk kedalam mobilmu kalau tidak kau akan memecatku juga kan.?”

“Hah.. Tidak, aku tidak pernah berkata seperti itu. Maksudku adalah kalau kau tidak masuk ke mobilku maka kau akanku BIARKAN TERUS MENUNGGU TAKSI SAMPAI PAGI” katanya sambil menekankan kata-kata yang sempat kupotong tadi

“Oh.. jadi sebenarnya kau tidak akan mengucapkan untuk memecatku lagi.?”

“Ya, makanya jangan suka memotong pembicaraan orang.!” Bentakknya

“Mian..” kataku sambil menunduk

“Hey.. Jangan tidur, tunjukkan cepat dimana rumahmu.?” Gertaknya

“Iya, nanti juga aku bilang kalau sudah mau sampai”

10 menit kemudian, sampailah kita didekat rumahku.

“Itu, disana saja kita berhenti” Kataku sambil menunjuk rumahku, begitu didepan rumahku dia memberhentikan mobilnya.

“Gomawo Mr.Kim, sudah mengantarku pulang” kataku sambil menunjukan eye smile ku.

“Ah, iya.. sudah-sudah kamu bisa turun sekarang” katanya sambil marah-marah

“Kau ini aneh Mr. Kim, kadang baik, kadang jahat. Jangan-jangan kau punya penyakit bipolar ya? Hahaha, Mian… Bye Good night” Kataku buru-buru keluar dari mobilnya.

 

*Taeyeon POV

‘Aish, gadis itu benar-benar yah..!! Argh, eye smile itu lagi.. padahal aku ingin melihatnya lagi lebih lama. Tapi aku takut, takut sesuatu yang salah              terjadi padaku. Aku sudah mempersiapkan hatiku hanya untuk Jessica, Jess. Tunggu aku sampai aku bisa mendapatkanmu lagi.

 

********************************************************************************

*Yul POV

Hari ini aku benar-benar bersemangat untuk bertemu dengan Sicababyku, kulihat jam ditangan sudah menunjukan pukul 10pagi dan aku sudah ada didepan pintu apartemennya. Kumulai menekan tombol bel tapi belum ada jawabannya juga, aku tahu jam segini dia pasti belum bangun dari tidurnya. Akhirnya aku mulai mencoba memasukan password apartmentnya yang pernah diberitahukan oleh Eomma nya sendiri, kumasukan nomornya dan Bingo, berhasil. Akupun langsung menuju kamarnya, terlihat seseorang yang sangat kucintai sedang tidur, dia terlihat seperti seorang malaikat, cantik sekali batinku dalam hati. Akupun menyempatkan untuk memotretnya dengan kamera SLR yang sudah kusiapkan untuk jalan-jalan nanti.

‘ckrek’ kulihat hasilnya benar-benar sempurna, she’s like an angel.

Kumasukan kameraku kedalam tasku lagi dan sekarang adalah saatnya membangunkan seorang putir tidur, oh my god, apa yang harus kulakukan sekarang.?

“Sica… Wakey Sica, Wakey” kataku sambil menggoyang-goyangkan lengannya tapi tetap dia tidak bergerak sedikitpun.

“Sica, come on. Kau sudah berjanji akan kencan denganku hari ini.”

“Sica…”panggilku lagi kini sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya

“Hmmm.. 5 menit lagi Yul” katanya dengan malas tapi tetap dengan mata yang masih tertutup

“Tapi sicaaaa…” kali ini dia malah membalikkan tubuhnya membelakangiku.

Aku hanya menghela nafas melihat kelakuannya, Ini tidak akan berhasil pikirku, aku harus memutar otakku kalau begini caranya. AHA…!

“Babe, kau tahu. Aku sudah menyiapkan salad mentimun dan jus melon untuk sarapanmu pagi ini, ayo bangun atau kau mau aku membawakan sarapanmu kesini.?” Godaku

“Yah, Kwon Yul. Apa yang baru saja kau katakan.?” Katanya sambil membalikan tubuhnya mengahadapku, aku hanya tersenyum melihat reaksinya.

“Kau benar-benar membawa itu semua..? Keluar, keluar.. jauhkan itu semua dari apartementku” Katanya sambil mendorong tubuhku.

“Hahaha… aku bercanda babe, aku hanya ingin menggodamu. Dan ternyata itu berhasil membuatmu terbangun. Hahaha” kataku sambil tertawa lepas sampai perutku terasa sakit karena terlalu banyak tertawa tapi tiba-tiba tawaku terhenti ketika kulihat dia memandangku dengan jurus ‘ice glare’nya itu. Aku langsung terdiam dan berpikir bahwa aku akan mati dalam hitungan detik.

“Itu sama sekali tidak lucu Kwon Yul”

“Mian babe, please.. Aku hanya tidak tahu harus bagaimana lagi membangunkanmu”

“Aku sudah bilangkan 5menit lagi”

“Ya, tapi terakhir kali aku membangunkanmu , kau bilang 5 menit lagi tapi ternyata kau bangun 1 jam kemudian” gumamku

“Aku dengar itu Kwon Yul” Katanya sambil menarik selimutnya lagi

“Yah Sica, jangan tidur lagi dong babe” kataku sambil menarik selimutnya

“Aku masih ngantuk Yul..”

“Tidak ada alasan, kau sudah berjanji padaku. Jadi kau sekarang harus bangun, mandi lalu kita mulai jalan-jalannya” kutarik lengannya sehingga membuatnya terduduk tapi tetap masih dengan mata yang terpejam.

“Ayo mandi..” ku tarik lengannya lagi

“Gendong aku” katanya dengan manja sambil memanyunkan bibirnya, dia terlihat begitu lucu dan aku suka melihatnya. Akupun langsung duduk di tempat tidurnya dengan membelakanginya menunjukkan bahwa aku siap menggendongnya, diapun mengerti dan mulai memelukku dari belakang dan membenamkan kepalanya dipundakku.

Aku membawanya ke kamar mandi yang tidak jauh dari tempat tidurnya, tidak lupa aku mengambil handuk mandi untuknya nanti. Sesampainya dikamar mandi aku langsung menurunkan tubuhnya dan mengunci pintu kamar mandi.

“Untuk apa kau masih disini.?” Tanyanya

“Memandikanmu” kataku dengan polos

“Yah Kwon Yul, Pervert.. Keluar” teriaknya

“Hah, tapi sica”

“Keluar ByunYul… Keluar” teriaknya sambil memukuliku dengan botol shampoo

“Araso, aku keluar”

Aku keluar dan berpikir apa yang salah denganku tadi, bukannya tadi aku sudah sangat baik menggendongnya ke kamar mandi bahkan aku membawakannya handuk juga. Argh… Dasar gadis aneh, kemudian aku berpikir lagi lalu memukul keningku sendiri, ‘Memandikannya..?’ hah, kenapa aku tadi bilang begitu.. Oh My God, Mian sica.

 

*Jessica POV

*Di Amusement Park

“Sica, jangan marah lagi please. Aku kan sudah minta maaf padamu, aku tidak sengaja berkata seperti itu” katanya dengan memohon

Aku sengaja tidak berkata apa-apa lagi sejak kejadian dikamar mandi tadi, sebenarnya aku hanya ingin mengujinya, seberapa besarkah penyeselannya.

“Sica, aku akan memberikan apapun yang kamu mau asalkan kau memaafkanku.”

“Apapun ByunYul..?”

“Yah, jangan panggil aku Byun, aku tidak se pervert itu. Aku kan sudah bilang aku tidak sengaja berkata seperti tu”

“Hey katanya kau mau aku memaafkanmu ByunYul”

“Yah.. Oke apa maumu.??”

Aku memutar mataku mencari-cari hal mungkin menarik untukku, kemudian aku melihat sebuah boneka berukuran besar berwarna pink terpajang disebuah permainan.

“ByunYul, aku ingin itu” tunjukku pada boneka itu

“Babe, jangan panggil aku Byun. Orang-orang melihatku” bisiknya

“Tapi aku rasa itu panggilan yang sesuai denganmu”katanyaku sambil tersenyum bahagia

“Whatever, jadi apa yang kamu mau..?”

“Itu, Boneka beruang berwarna Pink itu” Tunjukku sekali lagi

“Oke kita kesana”

Kamipun menuju permainan itu, permainannya sangat mudah sebenarnya. Setiap bermain diberi kesempatan 3 kali untuk bisa menembak botol kecil yang berada ditengah botol-botol lainnya.

“Ini sangat mudah sica, aku pasti bisa mendapatkan hadiahnya” katanya dengan percaya diri.

Akupun menyemangatinya agar berhasil mendapatkan boneka itu, tapi setelah bermain 3 kali dia masih saja gagal, dan kali ini adalah permaianannya yang keempat dengan kesempatan terakhir.

“Sudahlah ByunYul, bagaimana kalau kita makan siang saja, ini sudah jam 2 aku lapar” kataku mencoba untuk menghentikan permainannya

“Kali ini aku pasti berhasil sica, percayalah”

“Oke, tapi kalau kali ini kau masih gagal, kau harus berhenti.”

“Araso..”

 Tapi sampai kesempatan terakhirnya, ia masih gagal. Jadi kami memutuskan untuk makan siang di salah satu restoran yang tidak jauh darisini.

“Aku rasa permainan itu hanya menipu kita, mereka memasang hadiah yang mahal agar kita tertarik tapi mereka membuat permainan dengan cara yang sulit” keluhnya

“Sudahlah ByunYul”

“Tapi boneka itu aku harus mendapatkannya agar akau bisa memaafkanku” katanya dengan menyesal

“Tidak apa-apa, aku bisa mengganti permintaanku kan.?”
“Iya, hmm.. Sica, aku ke toilet dulu ya” katanya dan akupun hanya mengganggukan kepalaku

 

Makanan sudah datang tapi Kwon Yuri masih saja belum datang, padahal hanya ke toilet kenapa bisa lama sekali pikirku. Apa mungkin dia tidak pergi ke toilet, tidak mungkin bisa selama ini. Sudah hampir 30 menit tapi ia belum juga datang.

Tiba-tiba sepasang tangan menupun mataku.

“Hey Babe..” panggilnya

“Kwon Yul” Tebakku dan orang itu melepas tangannya dan tepat dihadapanku ada boneka beruang berukuran besar berwarna Pink.

“Kau mendapatkannya ByunYul?” tanyaku

“Ya, aku sudah mendapatkannya untukmu, jadi kau bisa berhenti memanggilku Byun”

“Hahaha, tidak mau, aku suka memanggilmu dengan sebutan itu… ByunYul.. ByunYul.. ByunYul..” Godaku sementara dia makan dengan lahapnya.

“Arghhhh…”

 

Selesai makan, kami memutuskan untuk berkeliling kota. Banyak tempat-tempat yang menurutku biasa saja, tapi menurutnya itu menarik. Seperti sebuah taman kecil yang sepertinya sudah lama tidak terurus dia malah sengaja menghentikan mobilnya dan menarikku ke taman itu.

Aku masih tidak mengerti darimana sisi menarik dari taman ini, tapi dia memintaku untuk duduk disebuah kursi panjang dibawah pohon tua. Dia memotretku layaknya seorang professional, setelah ia puas beberapa kali memotretku, aku sengaja mengambil kamera SLR nya untuk melihat hasilnya. Tanpa kuduga, hasilnya luar biasa. Ternyata taman usang seperti ini, setelah dipotret hasilnya jadi lebih klasik.

“Hasil potretmu bagus ByunYul” Kataku sambil memperhatikan hasil foto-foto yang dia potret dimana hampir seluruh isinya adalah aku sebagai modelnya.

“Oh ya, kau suka..?” Tanyanya, aku hanya mengganguk

“Darimana kau dapat foto ini?” tanyaku sambil menunjukan foto dimana aku sedang tertidur

“Tadi pagi saat kau masih tidur” jawabnya ringan

“Yah, ByunYul..!!” Kataku sambil menjitak kepalanya

“Yah, aku sedang menyetir” Protesnya

 

*Sungai Han

Setelah berkeliling kota, Kwon Yul mengajakku ke Sungai Han. Suasana sore di sungai han ternyata tidak buruk, cukup nyaman untuk menghilangkan stress.

“Ini salah satu tempat favoritku jika aku ingin menyendiri” Katanya memulai pembicaraan

“Kau suka menyendiri.?”

“Kadang, menyendiri itu perlu disaat aku harus berpikir jernih atau sedang banyak beban dan masalah”

“Tapi kau tidak pernah terlihat pernah punya masalah”

“Masalah itu bukan untuk ditunjukan” katanya masih dengan menatap sungai han

“ByunYul, apa kau pernah merasa benci dengan seseorang.?”

“Tentu, semua orang pasti pernah membenci orang lain”

“Ketika seseorang yang kau sayang dan sudah kau percaya kemudian mengkhianatimu, apa kau akan membencinya.?” Tanyaku sambil menatap suangai han

“Ya” katanya singkat dan menoleh ke arahku

“Ketika kau membencinya dan berusaha untuk bisa jauh darinya dan melupakannya, lalu tiba-tiba dia datang dengan penyesalan dan meminta maaf. Apa kau bisa memaafkannya.? Apa kau bisa menerimanya kembali seperti dulu.?” Tanyaku kini sambil menatap matanya.

“Aku akan memaafkannya” Dia menatapku dengan serius

“Wae.?”

“Tidak ada kesalahan yang tidak bisa dimaafkan.!”

“Dan kau akan menerimanya kembali sebagai orang yang kau percaya lagi.?”

“Aku tidak tahu, itu tergantung darimu, apa kamu mau menerimanya lagi atau tidak”

Aku mengangguk atas penjelasan dari Kwon Yul barusan, sepertinya aku harus mulai berpikir lagi untuk bisa menerima permintaan maafnya Taeyeon. Aku terus memikirkan hal itu sambil terus menatap air di sungai han yang tenang.

“Yah Sica, jangan melamun” Katanya membangunkan lamunanku

“Ah, Iya.. Ini sudah mulai gelap ayo cepat antarkanku pulang” Ajaku sambil menarik tangannya

 

TBC

Untuk konflik baru muncul di chapter selanjutnya ya….

Selamat menikmati…

‘Between’ Chapter 4

‘Kring kring kring kring’ suara alarm yang terus berdering membuat terlingaku terasa sakit, kumatikan alarm itu dan melanjutkan tidurku.

 

‘Gee gee gee baby baby’ beberapa menit kemudian ponselku berdering

“Yoboseyo” kataku dengan malasnya

“Babe, wakey wakey.. kau bilang kau ada presentasi pagi ini ayo..!!” Kulihat jam di dinding sudah menunjukan pukul 07.00 pagi.

“Ah iya, thanks ya Yul sudah membangunkanku”

“Anything for you babe, jadi apa kamu sudah bangun sekarang..?”

“Tentu saja, aku sudah bangun. Bagaimana bisa aku menjawab teleponmu jika aku masih tidur. Pabo”

“Hehehe, hanya memastikan saja babe..”

“Hmmm.. Yasudah aku siap-siap dulu mau mandi”

”Oh Oke…”

“Bye” kataku sambil turun dari tempat tidurku

”Tunggu babe” katanya dengan cepat

”Apa..? Ada apa lagi.”

”I Love You” katanya dengan lembut

Aku terdiam sejenak mendengar perkataannya, entah mengapa sampai sekarang aku masih belum bisa membalas perkataan itu, aku masih bingung ”Ya… Yul, aku harus buru-buru sekarang oke”.

”Oke babe, bye”

Setelah mematikan ponsel, aku langsung bergegas pergi ke kamar mandi dan mempersiapkan diri pergi ke kantor.

 

*Yuri POV

Setelah selesai menelpon Jessica, aku langsung menuju dapur untuk membuat sarapan. Sebenarnya quaker oats saja sudah cukup bagiku, tapi aku yakin sicababyku tidak sempat membuat sarapan jadi aku berniat untuk membuatkan pancake with honey kesukaannya.

Tidak sampai 30 menit aku selesai membuat pancake tersebut dan langsung bergegas mandi dan menuju ke kantornya.

Begitu sampai aku di tempat kerjanya, aku langsung disambut oleh senyuman-senyuman dari para pekerja wanita disana, akupun membalas senyumannya sambil berjalan menuju ruangan sicababyku. Aku jadi teringat saat aku masih kuliah dulu, setiap wanita yang memberikan senyumannya padaku, pasti kubalas dengan senyuman dan kerlingan mataku dan berakhir dengan sebuah dinner date, begitu mudah mendapatkan wanita-wanita itu. Tapi masa-masa itu sudah berakhir saat sampai aku bertemu dengan Jessica Jung, wanita tercantik yang pernah ku temui, wanita yang benar-benar membuatku merasakan cinta yang sesungguhnya dan satu-satunya wanita yang mampu membuatku merasa cukup hanya dengan satu wanita di hidupku.

 

*Jessica POV

Aku berjalan dengan terburu-buru tanpa menghiraukan orang-orang disekitarku sampai tiba-tiba kurasakan sebuah tangan menarik bahu kiriku dari belakang. Aku menoleh dengan cepat.

”Morning Jess” Panggilnya seorang pria dengan kemeja biru dibalut dengan jas hitam menyapaku

”M.. Morning Mr. Kim”

”Kalau hanya kita berdua, kamu bisa panggilku Taeyeon saja Jess”

”Hmm.. Jadi, apa keperluanmu kesini Tae?”

”Aku hanya ingin memberitahumu, bahwa meeting diundur jadi nanti siang”

”Apa..? Oh, Ok. Terima kasih” kataku sambil hendak meninggalkannya tapi dengan cepat sebuah tangan menarik tangan kananku

”Jess, tunggu..” Katanya menahan langkahku, aku menoleh dan menatap matanya

”Hmm.. aku yakin kamu belum sarapankan..? Jadi, bagaimana kalau kita sarapan dulu di cafe depan”

”Maaf, tapi aku tidak bisa. Aku sudah sarapan dan aku harus memperbaiki presentasiku dulu” Aku sengaja berbohong untuk menolak ajakannya.

”Sebentar saja Jess, sebentar. Aku janji tidak akan lama. Paling tidak, kau menemaniku makan.. Ya.” Terlihat dia memohon dengan sangat

”Baiklah, tapi aku tidak bisa lama-lama”

Akhirnya aku menyetujui ajakan Taeyeon untuk menemaninya sarapan di sebuah cafe yang berada tepat disebrang kantorku.

 

*Yuri POV

Ketika aku menunggu pintu lift terbuka, aku melihat ke arah belakang. terlihat sosok wanita yang selalu membuatku tersenyum sedang berjalan dengan terburu-buru dengan membawa tas tangannya di tangan kanan dan beberapa dokumen di tangan kirinya.

Dengan segera, aku berniat untuk mengahampirinya tapi aku teringat oleh peraturannya bahwa aku hanya boleh menemuinya 2 kali dalam seminggu, dan aku tidak mau membuang quota pertemuan kami untuk hari ini karena aku sudah menyiapkan sebuah kencan hari Minggu nanti.

Aku sengaja sedikit bersembunyi dari kerumunan orang-orang sambil melirik kearahnya, cukup lama aku memperhatikan dia hingga kulihat seseorang pria menghampirinya dan menarik tangannya. Geram aku melihatnya, tapi aku tetap berusaha untuk tenang dan berfikir positif. Cukup lama mereka berbincang hingga akhirnya mereka pergi menuju pintu keluar, aku sengaja mengikutinya untuk mengetahui kemana mereka pergi dan terlihat mereka menyebrangi jalan dan masuk ke salah satu cafe. Aku sudah tidak bisa berfikir jernih lagi, aku rasa ada sesuatu yang salah diantara mereka berdua. Jadi aku memutuskan untuk menyambangi mereka.

”Yul.. Kwon Yuri..” Teriak seorang wanita dari arah belakangku

”Oh, Hai Tiff”

”Hei, kenapa sih. Kayaknya buru-buru banget.?”

”Ah, enggak. Gak apa-apa. Hanya saja, sepertinya tadi aku lihat sica dengan seseorang  pria ke arah cafe itu” Kataku sambil menunju cafe di sebrang jalan.

”Hahaha.. jadi maksudmu, kau cemburu?”

”Wajar kan.?”

”Hahaha iya sih. Tapi bagaimanapun Cinta itu harus saling percaya Yul”

”Oke, aku akan coba”

”Oh iya, By the way. Happy Birthday ya. Sorry aku baru ngucapin sekarang”

“Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali kan.? Tapi yang penting itu bukan ucapannya Tiff, tapi kadonya”

”Ah Iya.. Hahaha aku lupa, sekalian ulang tahun depan lagi aja gimana.?”

”Hahaha”

”Hahaha”

”Apa yang kau bawa itu Yul.?” tanya nya sambil melirik bungkusan berwarna pink yang kubawa

”Oh, ini pancake dengan saus madu. Kamu mau..?”

”Ah tidak, aku pikir ini untuk Sica”

”Sudahlah, kamu pasti mau kan.? Ini buatmu saja, aku buru-buru mau kembali ke hotel saja” Kataku sambil menyerahkan tentenganku

”Yang bener..? Ini buatku Yul.. Wah.. terima kasih ya”

”Oke.. Aku pergi dulu ya. Bye”

 

*Sementara itu dengan Taengsic

”Dengar Tae, jangan pikir karena kau bosku sekarang jadi kau bisa kembali lagi padaku” kata Jessica

”Jess, please… Aku hanya ingin kau memberikanku kesempatan. Ijinkan aku bersamamu lagi dan aku berjanji akan berubah, tidak akan pernah ada lagi wanita lain selain dirimu Jess, Please”

”No, aku tidak bisa Tae”

”Kenapa.? Karena kau sudah punya penggantiku.?”

”Karena perselingkuhan adalah kesalahan terbesar buatku dan itu tidak bisa termaafkan”

”Tapi kau masih mencintaiku, iya kan.?” Jessica terdiam ketika mendengar pertanyaan itu

”Jawab aku Jess” Kata Taeyeon menuntu jawabannya

”Sorry Tae, aku bilang aku tidak bisa berlama-lama. Aku harus kembali kekantor” Kata Jessica sambil berdiri dari kursinya

”Aku mengerti, kau masih mencintaiku Jess” Kata Taeyeon sambil menarik lengan Jessica.

”Aku bilang aku harus pergi tae, sorry” Kata Jessica berusaha melepaskan tangannya dan pergi.

 

*Jessica POV

Sesampainya di area kerjaku, ku melihat tiffany sedang memakan pancake dengan saus madu diatasnya, terlihat enak sekali jadi aku menghampirinya.

”Wow, Pancake dengan saus madu. Sepertinya enak Tiff, kau beli dimana.?” Tanyaku

”Enggak beli kok, ini dari Yul.” katanya sambil terus makan

”Dari Yul.?”

”Iya, tadi aku ketemu dia di lobi, dia ngeliat kamu sama seseorang ke arah cafe dan dia pikir kamu kesana untuk sarapan jadi daripada mubazir pancakenya buat aku deh” katanya polos

’Apa Yul tadi melihatku dengan Taeyeon’ pikirku dalam hati.

 

***

Selama presentasi tadi aku benar-benar tidak bisa berkonsentrasi dengan baik, aku masih memikirkan apa Yul marah padaku karena melihatku dengan Pria lain, tapi jika aku memikirkannya lagi bukankah ini bagus, mungkin dia akan berfikir untuk memutuskan hubungan kita.

To : Kwon Yul

Kenapa kau memberikan pancake itu ke Tiffany.?

From: Kwon Yul

Mian, besok aku bikinkan lagi ya.

To : Kwon Yul

Aku tanya kenapa kau memberikannya ke Tiffany?

From : Kwon Yul

Aku pikir kau sudah sarapan jadi aku kasih saja ke Tiffany.

To : Kwon Yul

Darimana kau tahu aku sudah sarapan.?

From : Kwon Yul

Hanya menebak saja

To : Kwon Yul

Apa kau tadi melihatku dengan seseorang di café?

 

Aku ragu-ragu menulis pesan yang terakhir tapi akhirnya aku kirim juga, cukup lama aku menunggu balasan dari pesan itu jadi aku coba untuk mengirimnya lagi.

To : Kwon Yul

Apa kau tadi melihatku dengan seseorang di café?

 

Hampir 10 menit, pesan itu tidak balas juga. Aku mulai berfikir, apa Yul benar-benar melihatku dengan Taeyeon dan dia sekarang sedang marah padaku dengan tidak menjawab pertanyaan itu.

Akhirnya aku putuskan untuk menelponnya saja

“Yoboseyo” kata seseorang disebrang sana

“Kwon Yuri kenapa kau tidak membalas pesanku”

 ”Yah Sica, aku sudah mengirim 3 pesan hari ini jadi quotaku sudah habis. Apa kau lupa kalau aku hanya punya quota 3 pesan dalam satu hari hah?”

”Mian, aku lupa. Yasudah, sekarang jawab pertanyaanku yang terakhir”

”Pertanyaanmu yang terakhir..???”

”Yah Kwon Yul, jangan pura-pura lupa kau..!!” bentakku

”Babe, apa kau tidak bisa menghilangkan kebiasaan marah-marahmu itu, apa kau tidak bisa sehari saja terhindar dari hellsica mu?”

”Makanya jawab pertanyaanku tadi”

”Ok ok, ya aku melihatmu dengan seorang pria ke cafe di sebrang kantormu”

”Lalu..” kataku dengan pelan

”Lalu..? Lalu apa babe??” katanya dengan bingung

”Lalu, apa kau marah padaku..?”

”Oh.. itu, hahaha.. awalnya aku cemburu, tapi akhirnya aku memutuskan untuk percaya padamu karena aku mencintaimu” katanya dengan lembut

”Oh.. Hmm.. Dia hanya bosku”

”Hahahaha, dia terlihat pendek”

“Hei, dia tuh bosku. Jangan menghina, jangan mentang-mentang kau tinggi”

“Hehehe, mian.. Oh iya, sica. Aku harus melanjutkan meetingku lagi nih”

“Jadi, aku mengganggu mu meeting.?”

“Tidak masalah babe, ya sudah. Nanti malam aku telpon kamu lagi ya.. Quota telponku kan masih satu lagi.. hehehe”

”Ok, bye..”

Kumatikan telponnya dan menyandarkan tubuhku ke kursi, aku sangat lega mendengar dia baik-baik saja melihatku dengan Taeyeon. Tapi aku bingung, kenapa aku senang dia tidak cemburu, harusnya aku lebih senang jika dia cemburu dan akhirnya memutuskankukan.? Akh aku benar-benar binggung sekarang.

‘Between’ Chapter 3

Mian, harusnya dipostin 2 hari yang lalu.. tapi tugas kampus bener2 menyita waktu saya.. huft

**************

@Kwon Hotel

Setibanya di Hotel milik keluarganya, kami disambut oleh salah seorang pelayan disana dan langsung membawa kami kesebuah ruangan khusus di Restoran tersebut.

 

”Wow, it’s amazing” Aku melihat sekeliling ruangan tersebut dihiasi oleh bunga dan disudut belakang seorang pianist dengan indahnya membawakan lagu cinta.

”Ayo, silahkan duduk princess” katanya sambil menarik kursi untukku

”Wow, aku rasa ini terlalu berlebihan untuk sebuah lunch yul”

”Hehehe, sebenarnya aku mau ngajak kamu dinner date malam ini. Tapi aku lihat akhir-akhir ini kamu sering sekali lembur dan pulang malam, aku jadi tidak tega mengajakmu pergi” katanya dengan lembut, aku benar-benar tidak mengerti dengan sikapnya kali ini dia begitu hangat dan gentlemen. OMG Yul, please kembali kesikapmu yang dork kalau tidak aku benar-benar bisa jatuh cinta untukmu.

”Jadi maksudmu sekarang kita Lunch Date..?” dan diapun mengangguk dengan cute nya

”Pasti ada sesuatu denganmu Yul makanya kamu mengajakku makan ditempat seromantis ini.. Jawab kenapa.?”

”Hmmm.. Aniyo, aku hanya ingin setiap pertemuan kita terasa spesial saja. Apa kau lupa aku hanya bisa bertemu denganmu 2 hari dalam seminggu”

”Tapikan aku baru bilang beberapa jam yang lalu, dan aku rasa tempat ini sudah di setting dalam waktu yang lama”

”Yah, kau lupa aku CEO disini.? Semua bisa ku atur hanya dalam waktu 1 jam saja”

”Ya ya ya..”

Hari ini aku merasa benar-benar seperti seorang princess, makan siang ditemani alunan lagu yang romantis dan dikelilingi aroma wangi bunga yang segar. Ah Yul.. aku rasa aku harus memikirkan ulang untuk memutuskan hubungan kita.

”Jadi gimana, enak gak makanannya. Atau kamu gak suka sama tempatnya.?”

”Yul, sudah ku bilang It’s amazing, aku merasa seperti seorang Puteri Kerajaan hehe”

”Ya, kamu memang Puteri.. Puteri Es, Puteri Tidur dan Puteri Malas hahaha”

”Yah, Apa maksudmu?”

”Hehehe, mian babe..”

”Hmm.. Yul, sepertinya aku tidak bisa berlama-lama lagi. Jam 2 nanti aku ada meeting dengan CEO baru dikantorku”

”CEO baru.? Apa dia laki-laki..? Berapa umurnya.? Kamu harus bilang padaku kalau dia macam-macam padamu”

”Ya, dia laki-laki, dia seumuran denganmu. Tapi dia tidak sepertimu yang selalu menggoda pada setiap wanita yang kau lihat”

”Hah aku..? Aku tidak seperti itu”

”Ya, aku ingat bagaimana pertama kali kita bertemu. Aku melihat tatapanmu seperti seorang Pria yang baru melihat wanita seumur hidupmu”

“Tidak, aku tidak” Elaknya

“Jangan pikir aku tidak tahu kelakuanmu Kwon Yul, si Player yang bisa punya 3 pacar sekaligus”

“A… Aniyo”

“Hey, kau tidak bisa mengelak lagi Kwon Yul. Kau lupa, Tiffany pernah satu kampus denganmu”

“Yah.. tapi kan itu dulu, sebelum aku bertemu denganmu”

“Tetap saja Player” kataku dengan memberikan ice glare andalanku

“Ok, ok.. sudah, hentikan. Bisakan hari ini aku terbebas dari hellsica, sehari saja?” Tanyanya dengan memohon

“Sebenarnya ada apa sih denganmu hari ini.? Aneh sekali”

“Hehehe.. rahasia, oh iya.. ayo kita kembali ke kantormu. Bukannya tadi kamu bilang ada meeting siang ini.?”

”Oh my, aku lupa.. ayo cepat antar aku kembali ke kantor. Dan kalau sampai aku telat,  ini semua salahmu”

 

Kamipun sampai dikantorku hanya dalam waktu 20 menit, aku tidak meragukan kemampuannya mengendarai porsche 991 miliknya. 

”Thanks ya Yul buat makan siangnya” akupun buru-buru hendak keluar dari mobilnya

”Sica, tunggu ada yang ketinggalan”

”Apa..?” Tanyaku dan berbalik badan pada saat sama dengan cepatnya Yul menarik tanganku membuat tubuhku lebih dekat dengannya, diapun langsung mengecup pipi kananku dan menahannya selama beberapa detik. Akupun hanya bisa terdiam atas perlakuannya.

”Thanks babe, karena kamu hari ini jadi lebih istimewa”

”Hmmm… Yul, aku buru-buru. Sorry” aku segera meninggalkan mobilnya dan langsung menuju ruanganku.

Dalam hatiku masih tidak percaya, bagaimana bisa Kwon Yul yang sangat menyebalkan itu bisa berubah menjadi lelaki yang sangat romantis hari ini.

 

*Kim Taeyeon POV*

Kulihat jam ditanganku, sudah tepat menunjukan pukul 14.00 ini artinya aku akan segera bertemu dengan Jessica Jung lagi. Hehehe, aku benar-benar tidak sabar menunggunya. Berulang kali kulihat jam tapi kenapa dia belum juga datang, hmmm sepertinya aku harus langsung datang ke ruangannya.

 

Aku merasa kali ini aku memilih jalan yang benar, kembali ke Korea untuk meneruskan perusahaan ayahku tapi tanpa kuduga aku bertemu dengan mantan kekasihku.

 

Aku begitu bersemangat meninggalkan meja kerjaku hendak meninggalkan ruanganku, begitu aku membuka pintu tiba-tiba teriakan seorang wanita menyambutku.

”Aw.. aw.. shit” teriaknya sambil memegang dahinya

”Oopss, mian. Aku tidak melihatmu” ku raih tangannya dan memeriksa apakah ada hal yang serius dengan dahinya

”Apa kau baik-baik saja?” tanyaku khawatir

”Ah, aku baik-baik saja Mr. Kim”

”Sekali lagi aku minta maaf. Nona..??”

”Tiffany, Tiffany Hwang Imnida. Mr. Kim” 

”Ah, jangan terlalu formal panggil saja saya Taeyeon”

“Tapi Mr. Kim..?”

“Sudahlah, ada keperluan apa kau kemari.?”

”Meeting denganmu Mr.. eh.. Maksudku Taeyeon, ah aku tidak bisa aku akan tetap memanggilmu Mr. Kim”

”Hahaha.. kau begitu lucu. Terserah kau mau memanggilku apa. Jadi ada apa kau kemari”

”Ah iya, aku perwakilan dari Divisi Marketing Communication yang akan meeting denganmu”

”Oh, lalu Jessica..?”

”Dia masih belum kembali dari makan siangnya, sepertinya agak terlambat Mr. Kim”

”Hmm.. tidak berubah” kataku sambil menggelengkan kepala

”Kau mengenalnya Mr. Kim.?” Tanyanya penasaran dengan ekspresi yang menurutku lumayan lucu dan menggemaskan

”Tentu saja, tadi pagi kita berkenalan”

”Aku pikir sudah kenal lama”

Aku hanya tersenyum dan berjalan kembali menuju meja kerjaku, kulihat Tiffany masih terdiam didepan pintu. ”Hey, apa kau masih ingin tetap berdiri di depan pintu..?” Diapun mengangguk dan berjalan menuju mejaku.

”Sudah berapa lama kau bekerja disini..?” Tanyaku

”Hampir dua tahun”

”Wow, sudah cukup lama juga. Hmmm… Apa hubunganmu dekat dengan Jessica.?”

”Jessica..?” Tanyanya heran

”Maksudku, kau tahu dia terlihat tidak bersahabat dengan orang lain”

”Dia memang dingin, tapi percayalah kalau kau sudah dekat dengannya, dia akan lebih terasa hangat dan care denganmu”

”Sepertinya kau cukup dekat dengannya?”

”Dari awal dia datang, kesan pertama orang yang melihatnya pasti beranggapan dia dingin, sombong dan angkuh. Tapi semakin aku mendekat dengannya semakin banyak persamaan antara diriku dengannya, kami sama-sama lahir di rumah sakit yang sama dan besar di Amerika. Dan sekarang dia adalah teman shoopingku, dia benar-benar gila belanja sama sepertiku. Hehehe” Katanya antusias

”Dasar wanita.!”

”Apa kau bilang..?”

”Ah tidak, hmm kalian begitu dekat… Apa kau tahu juga urusan pribadinya?”

”Aku tahu semuanya, aku tahu apa yang dia suka dan yang tidak suka. Aku juga mengenal dekat dengan keluarganya bahkan kekasihnya adalah teman sekampus dulu”

”Kekasih..?”

”Iya.. kenapa..? Apa kau juga menyukainya..?”

”Tidak, aku hanya heran. Bagaimana bisa ada orang yang sanggup berpacaran dengannya”

”Yah dia itu sahabatku..”

 

Kamipun melanjutkan perbincangan dengan akrabnya, sampai dengan Jessica datang dan kamipun memulai meeting mengenai Iklan baru perusahaan.

 

*Jessica POV*

”Jess, kemana saja kau tadi siang. Kenapa terlambat.?” Tanya Tiffany

”Aku makan siang dengan Yuri, kau tahu dia membawaku ke hotelnya dan makan siang di ruangan khusus yang didalamnya penuh dengan bunga dan diiringi dengan lagu cinta.. ah tadi itu benar-benar romantis”

”Oh iya, aku lupa..” Katanya sambil menepuk dahinya, aku hanya menatapnya heran

”OMG, Jess, aku lupa mengucapkan selamat ulang tahun padanya”

”Ulang tahun..?” kataku kaget

”Omo.. Jessi, kau tidak tahu hari ini ulang tahunnya..?” Tanyanya dan aku hanya bisa memggelengkan kepalaku tanpa berdosa.

 

Sepanjang perjalananku menuju appartement, aku terus berpikir hadiah apa yang pantas ku berikan padanya. Aku merasa bersalah karena tidak tahu hal sepele ini, padahal pada saat aku ulang tahun dulu dia sampai memberiku kejutan dan memberiku kalung berlian yang sangat indah.

Aku tiba-tiba mendapat ide dan menepikan mobilku lalu menelpon Yuri

”Omo.. Sicababy, kau menelponku.?”

”Yul, bisakah kau ke appartemenku jam 8 nanti..?”

”Tentu babe”

”Ok, bye”

 

Setibanya aku di appartement aku langsung menyiapkan makan malam yang telah ku beli tadi.

 

Tok tok tok

Aku membuka pintu dan melihat pria yang kutunggu akhirnya dating

”Yul, aku bilang jam 8. Ini masih 1 jam lagi”

”Aku selalu bersemangat untuk bertemu denganmu Sicababy”

”Yasudah, ayo masuk. Aku sudah menyiapkan makan malam untuk kita”

”Apa..? kau memasak makanan.?”

”Aku tidak bilang aku memasak, aku hanya membeli”

 

Tanpa kusuruh, dia langsung duduk di meja makan dan mulai menyantap makanannya. Kurasa dia menyukai makanan yang kubeli. Ya walaupun makanan itu bukan aku yang memasak tapi aku senang dia menyukainya.

 

”Ehmm.. Yul, Hmm.. maaf, aku baru tahu kalau hari ini kau ulang tahun, ya walaupun telat tapi aku masih boleh kan memberimu hadiah” kataku sambil menyerahkan hadiahnya

”Wow, kau memberikanku 2 hadiah”

”apa.? Tidak itu hanya satu”

”Tadi siang, saat kita lunch date. Itu adalah hadiahmu yang pertama”

”Yul, kau terlalu berlebihan”

”Hahaha… anything for you..”

 

 

‘Cinta itu datang karena terbiasa, aku yakin itu. Dan aku akan terus menunggu sampai kau dapat merasakannya’

-KY-